BPJS sebagai Dewa Penolong?

0
117

Suara Pembaca

Jaminan kesehatan merupakan hak setiap warga negara. Negara adalah pelayan rakyat yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dasar rakyat seperti pendidikan, keamanan, keadilan, kesehatan, dll.

Namun, dalam kondisi tertentu, saat negara mengalami masalah dan kesulitan dalam memenuhi hak rakyat, negara boleh meminta bantuan kepada rakyat yang mampu. Hal ini dibolehkan dalam Islam, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 2, Allah SWT berfirman:

“Dan tolong menolonglah kalian dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

Serta dalam hadits, Rasulullah bersabda, “Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Namun kondisi saat ini, semua rakyat diwajibkan mengikuti dan membayar angsuran jaminan kesehatan seperti BPJS. Bahkan, BPJS dijadikan syarat untuk mendapatkan pelayanan publik seperti pembuatan SIM serta pendaftaran calon ASN. Saat terjadi keterlambatan pembayaran angsuran kesehatan, dikenakan denda sebesar 2%.

Disisi lain, pelayanan bagi peserta BPJS terbilang buruk. Seperti contoh kasus yang baru-baru ini terjadi di Balikpapan, diketahui pria berumur 45 tahun yang menerima pelayanan buruk sebagai pasien BPJS. Pasien diketahui telah meninggal karena tidak sanggup membayar iuran berikut dendanya yang mengakibatkan kartu keanggotaannya tidak dapat digunakan. Celakanya, keluarga pasien diminta uang muka sebesar Rp10 juta untuk tindakan medis lanjutan. Karena tidak sanggup membayar, pasien tidak mendapatkan pelayanan dari RS setempat yang mengakibatkan nyawanya tidak tertolong.

Polemik BPJS yang tidak optimal dalam pelayanannya masih kerap berulang. Hal ini dikarenakan buruknya penerapan sistem BPJS. Masyarakat dikotak-kotakkan dalam mendapat pelayanan sesuai dengan premi yang dibayarkan. Jadi, mana peran pemerintah sebagai pengayom rakyat?

Inilah potret kapitalisasi kesehatan yang menjadikan fungsi rumah sakit tak lagi bersifat sosial, tetapi komersial. Hal ini tak akan terjadi apabila sistem Islam kaffah diterapkan dalam bingkai negara. Di mana kesehatan adalah bagian dari kebutuhan pokok yang menjadi hak rakyat dan dijamin sepenuhnya oleh negara. Pelayanan seperti ini hanya bisa diwujudkan dalam aturan yang terbaik yaitu Islam.

Rini Rahayu

Artikulli paraprakTeknologi untuk Kebaikan Umat, Bukan Ajang Eksploitasi dan Perendahan Martabat Manusia
Artikulli tjetërPotret Buram Generasi Tanpa Visi
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini