Suara Pembaca
Dunia maya sangat dihebohkan dengan informasi bocornya data rahasia. Data tersebut dibocorkan oleh akun bernama Bjorka di forum online bernama breached.to. Kebocoran terjadi pada ribuan data surat menyurat dari Badan Intelijen Negara (BIN) yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi (11/09).
Sebelumnya dikabarkan 1,3 miliar data pendaftaran kartu SIM telepon Indonesia telah bocor. Data pendaftaran meliputi NIK, nomor telepon, nama penyedia (provider), dan tanggal pendaftaran. Selain itu, juga terjadi kebocoran data PLN yang dilaporkan jumlahnya lebih dari 17 juta dan dijual ke forum peretas breached.to. Data yang bocor mencakup identitas pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat, nomor meteran, tipe meteran, serta nama unit UPI.
Ada juga kebocoran data yang dialami oleh Indihome, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. Sekitar 26 juta data yang bocor juga dibagikan ke forum serupa. Agustus tahun lalu, ada dugaan kebocoran jutaan data pribadi dalam aplikasi untuk pelaju antarprovinsi dan antarnegara di Electronic Health Alert Card (e-HAC). Pada 2020, kasus kebocoran data juga terjadi yaitu data 91 juta pengguna Tokopedia yang mencuat pada Mei 2020, serta 1,2 juta data pengguna Bhinneka.com dan 2,3 juta data pemilih dari Komisi Pemilihan Umum Indonesia (1/9).
Pada kasus kebocoran data yang terbaru ini, nampak saling lempar tanggung jawab antara Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam menjaga perlindungan data pribadi. Menkominfo, Johnny G. Plate menegaskan bahwa terdapat perbedaan tugas antara kementeriannya dengan BSSN. Menanggapi hal tersebut, ia menyarankan bahwa persoalan ini lebih baik ditanyakan ke BSSN.
Begitulah umumnya karakter pemimpin yang hadir sebagai buah dari sistem demokrasi. Sangat haus akan jabatan namun minim tanggung jawab saat muncul persoalan. Sistem yang berasaskan pemisahan agama dari kehidupan ini mendorong para pemimpin mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya, sedangkan amanah menjadi terlupakan.
Terulangnya kasus kebocoran data yang sangat meresahkan masyarakat menjadi indikasi bahwa keamanan di negeri ini kian menipis. Solusi yang diberikan nampak tak mempan menyelesaikan persoalan. Jaminan pengamanan data publik sulit didapatkan. Hal ini merupakan sinyal kendornya sistem keamanan negara. Jika data rahasia bocor, cukup sulit bagi masyarakat untuk membentuk rasa percaya bahwa urusannya diselesaikan secara baik dengan penuh tanggung jawab.
Berbeda dengan sistem Islam yang justru melahirkan pemimpin dengan penuh tanggung jawab dan amanah atas setiap urusan. Menjalankan amanah sesuai tuntunan syariat. Mengesampingkan kepentingan pribadi untuk sebuah tanggung jawab yang berat di akhirat. Sistem Islam mendorong individu di dalamnya untuk memperkuat keimanan. Kokohnya keimanan membuat pemimpin yang lahir dari sistem Islam merasa sangat bersalah jika terdapat amanah yang belum ditunaikan.
Meivita Ummu Ammar
(Aktivis dakwah Ideologis)