Di Dunia Tipu-tipu, Mahasiswa Mudah Tertipu?

0
273

Suara Pembaca

Ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor(IPB) terjerat utang pinjol hingga miliaran, mereka menunggak hutang hingga 13 juta rupiah per orang ke sejumlah aplikasi pinjaman. Jeratan utang ini berawal dari ajakan bisnis dari kakak tingkat berinisial SAN. SAN mengajak mahasiswa bergabung ke grub Whatsapp usaha jualan online sembari mengiming-imingi keuntungan 10% per bulan. Caranya, mahasiswa diminta belanja di toko milik pelaku yang ada di marketplace dengan pinjaman online. Ternyata SAN tidak membayarkan keuntungan seperti yang dijanjikan. Malah besaran keuntungan lebih kecil dari angka cicilan yang harus ditanggung. Dari sinilah petaka lilitan utang itu berasal. Mahasiswa mulai ditagih cicilan dan kalang kabut dikejar debt collector. Ini juga menjerat mahasiswa dari luar IPB (18/11).

Miris, mahasiswa yang harusnya kritis malah terjebak dalam pragmatis. Berfikir praktis, sempit dan instant adalah ciri orang yang pragmatis. Menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan atau yang diharapkan segera tercapai tanpa mau berfikir panjang dan tanpa melalui proses yang lama. Dengan iming-iming keuntungan yang besar, membuat mahasiswa tergiur tanpa pikir panjang. Mahasiswa terjebak dengan orientasi materi, buah dari pendidikan yang dikapitalisasi, sejalan dengan semangat entrepreneur university.

Tak peduli halal dan haram sebagai standar benar dan salah, hasil dari sistem pendidikan sekuler yang berorientasi materialis dan pragmatis. Penyelenggaraan pendidikan yang makin mahal, gaya hidup konsumtif, semakin membuat mahasiswa pragmatis, hingga dengan mudahnya tertipu.

Sangat disayangkan, kalau mahasiswa hanya berorientasi pada materi, karena seharusnya di tangan mahasiswalah perubahan masyarakat menuju perbaikan terjadi. Bukan malah terjebak dengan kenikmatan duniawi yang mengukur segala sesuatu berdasarkan materi. Menggebu-gebu berambisi menghalalkan segala cara mengejar dunia yang menipu ini. Alih-alih membuat perubahan, justru membuat kemunduran. Berbeda dengan Islam, yang sangat mendorong pemudanya untuk menjadi agen perubahan. Menjadi pemuda intelektual, yang dengan kelebihan ilmunya memahami hakikat kehidupan. Akhirat orientasinya, kebangkitan umat menjadi cita-citanya.

Halimah
Mahasiswa

Artikulli paraprakGenerasi Pejuang
Artikulli tjetërGempa Cianjur: Gempa Dangkal, Kerusakan Parah?
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini