Islam dan Pengembannya Dinista, Mengapa Tak Usai Jua?

0
255

Oleh: Nurul Adha

Masih hangat di ingatan publik, kasus ditangkapnya youtuber M.Kace yang pernyataannya menistakan Islam. Ia mendapat ancaman kurungan penjara hingga enam tahun lamanya. Namun, agaknya sanksi yang diterimanya sama sekali tidak berpengaruh. Tidak membuat orang lain merasa takut untuk melakukan hal yang sama.

Tumbuh subur adalah istilah yang patut diberikan kepada kasus penistaan dan upaya merendahkan agama Islam dan pengembannya. Bagaimana tidak, pasalnya kasus seperti ini selalu berulang dan tidak pernah menemui titik terang walau para pelaku akhirnya ditindak dan sukses mendekam di balik jeruji besi.

Bukankah hal ini justru membuktikan lemahnya persanksian di negeri yang terapkan sistem kapitalisme-sekuler saat ini? Sehingga, semua kalangan bebas memperlihatkan kebenciannya terhadap Islam dan kaum muslim.

Faktanya, kebebasan yang digaungkan sistem kapitalisme bak lilin yang pada akhirnya membunuh dirinya sendiri. Alih-alih menjadi solusi, namun justru menghasilkan perpecahan di tengah masyarakat yang beragam.

Kapitalisme seakan memberikan ruang terbuka dengan memfasilitasi siapa pun di semua lapisan masyarakat bebas beropini apa pun, termasuk menjelekkan agama dan syariat-Nya yang mulia dan para pemegangnya yang tsiqah menggenggam Islam.

Sementara, penerapan hukum persanksian sistem kapitalisme hanya berperan meredakan kegaduhan publik bak pemadam kebakaran, bukan memberikan solusi tuntas mencabut permasalahan hingga ke akarnya.

Kapitalisme terbukti gagal dalam menjaga agama, tidak mampu menyudahi masalah penistaan yang terus ada, seperti kata pepatah mati satu tumbuh seribu. Kapitalisme sendiri pun tidak akan mungkin membuang ide rusak turunannya, yaitu kebebasan berpendapat ini, walaupun telah terbukti melahirkan kerusakan.

Sebaliknya, Islam, baik dalam konsep dan penerapannya selalu terbukti sesuai dan sukses menjaga agama ini. Karena, memelihara agama, dalam Islam termasuk dalam aspek prioritas yang akan diutamakan penjagaannya oleh negara.

Bukan ilusi, hal ini telah tercatat dalam sejarah Islam dahulu, yaitu pada masa Sultan Abdul Hamid II. Kala itu Prancis pernah berencana membuat pertunjukan drama teater yang merujuk karya dari Voltaire (seorang pemikir Eropa) yang menghina Rasulullah SAW, yang berjudul “Muhammad dan kefanatikan”.

Tidak di sangka-sangka oleh Yahudi, Sultan Abdul Hamid II justru sangat murka mengetahui hal tersebut. Lalu, sultan melalui dutanya di Paris memerintahkan kepada pemerintah Prancis untuk menghentikan rencana pertunjukan teater tersebut. Ia turut mengancam dengan akibat politik yang akan diterima Perancis jika tetap meneruskan pertunjukan teater tersebut. Perancis pun tunduk dan serta-merta membatalkan rencana pertunjukan teater akibat takut pada ancaman Sultan Abdul Hamid II.

Seperti inilah realisasi penjagaan terhadap agama yang sesungguhnya, dengan tegas menutup berbagai peluang penistaan agama di setiap sisi guna mencegah terjadinya kasus yang berulang.

Sedangkan kapitalisme justru tidak akan mampu mewujudkan kembali sejarah Turki Utsmani tersebut. Sebab kebebasan kapitalisme justru akan menghalanginya.

Maka yang tersisa hanyalah solusi dengan penerapan Islam yang kaffah dalam bentuk kekuasaan yang diemban oleh sebuah negara, yaitu khilafah. Khilafah telah terbukti mampu memberantas upaya penistaan dan perendahan ajaran Islam maupun para pengembannya, seperti yang di contoh kan oleh Rasulullah dan para khalifah setelahnya selama 1400 tahun yang lalu. Penegakan khilafah ini harus diperjuangkan, bukan hanya dengan menunggu semata. Wallahua’lam Bisshawab.

Artikulli paraprakSungguh Mulia Seorang Ibu dalam Pandangan Islam
Artikulli tjetërKeran Impor Garam Dibuka, Swasembada Masih Sebatas Wacana
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini