Islam Menyelamatkan Generasi dari Jebakan Paylater

0
217

Oleh: Fitriyanti

Linimasanews.com—“Hidup jangan dibuat pusing. Selagi muda, nikmati saja dengan kesenangan. Dunia adalah kesenangan.” Kalimat ini sering kali kita dengar diucapkan di kalangan anak muda.

Gampang, tidak ribet dan tidak memusingkan memang menjadi karakter hampir kebanyakan generasi muda saat ini. Sepertinya indah, baik, dan menenangkan. Akan tetapi, sebenarnya itu adalah kalimat yang menyesatkan.

Bagaimana tidak? Zaman yang penuh dengan kehedonisan tanpa disadari telah banyak menyeret orang, termasuk kalangan muda. Mereka hanya mengejar kenikmatan dan kepuasan duniawi saja untuk menggapai kebahagiaan sebesar-besarnya. Sebab, dalam pandangannya, kesenangan atau kenikmatan dunia merupakan tujuan hidup manusia.

Untuk memenuhi kebahagiaan tersebut, gaya hidup konsumtif menjadi jalan pintas. Mereka cenderung memaksakan diri melakukan pembelian barang-barang secara berlebihan, seperti gawai dan fashion atau lainnya yang belum tentu dibutuhkan. Bisa jadi sekadar keinginan agar dianggap keren serta menghindarkan diri dari perasaan tidak menyenangkan.

Para kapitalis memanfaatkan kondisi ini sebagai peluang bisnis digital yang menguntungkan baginya. Dengan berbagai penawaran yang menarik, para rentenir gaya baru telah menjerat mangsanya.

Seperti halnya aplikasi paylater yang dikeluarkan oleh perusahaan digital yang memberi penawaran akan menalangi pembayaran lebih dahulu saat pengguna aplikasi membeli produk. Pengguna juga tidak perlu risau kalau tidak memiliki uang sebab pengguna bisa menunda pembayaran ke aplikasi yang menalanginya di bulan berikutnya sesuai tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan.

Berbagai kemudahan yang ditawarkan di antaranya bunga rendah, terdaftar di OJK dan adanya jaminan keamanan data, proses cepat, mudah, praktis, cukup dengan minimal telah berusia 17 tahun dan memiliki KTP, tanpa syarat adanya penghasilan dan lainnya.

Tentu saja kemudahan akses meminjam uang tersebut akhirnya mendorong kaum hedonis untuk memenuhi keinginannya demi gaya hidup ala Barat. Akhirnya, mereka terlibat pada aplikasi paylater.

Pada akhirnya, dengan jaminan loyalitas OJK, berutang menjadi sesuatu yang biasa dan menjadi gaya hidup. Tidak sedikit pun terpikirkan kalau utang itu bisa saja akan menghantarkan pada persoalan baru.

Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, dampak buruk dari paylater muncul saat penggunanya menganggap layanan keuangan tersebut sebagai cara untuk mendapatkan uang tambahan dengan mudah. Hal ini dapat memicu sikap tak disiplin dalam membayar tagihan paylater.

Perlu diingat, paylater adalah alat bantu pembayaran, bukan fasilitas mendapatkan pendapatan tambahan. Jadi, segala transaksi yang dilakukan dengan paylater saat ini harus dilunasi di bulan berikutnya hingga tuntas. Jika melewati masa tersebut, tentu saja ada sanksi berupa denda keterlambatan yang dapat membuat beban tagihan membengkak seketika. Sebab, penarikan uang melalui paylater dikenakan biaya serta bunga yang terbilang selangit, sekitar 6-10 % setiap kali penarikan (CNBC Indonesia, Senin 04/07/2022 12.09 WIB).

Ringkawang Gumiwang dalam tulisannya juga menjelaskan, seperti kartu kredit konvensional, layanan paylater dari aplikasi juga memiliki sejumlah biaya yang harus diperhatikan pengguna, seperti biaya anggota bulanan, biaya cicilan dan biaya lainnya dari setiap aplikasi (tirto.id, 275/2019).

Bayangkan jika pelaku paylater itu adalah anak muda yang hampir rata-rata tidak memiliki penghasilan. Mereka tanpa sadar telah terjerat utang dan riba yang mencekik. Bahkan, dengan segala kemudahannya, ada di antaranya yang menggunakan lebih dari satu aplikasi online yang berbeda untuk menggunakan pembelian dengan paylater.

Kesuraman masa depan generasi muda tentu akan terancam dalam jeratan utang dan riba. Waktu mereka akan habis hanya untuk memikirkan cara membayar utang dan ribanya.

Ironis, padahal masa muda adalah masa yang produktif. Seharusnya seluruh energi, waktu dan pikiran mereka dicurahkan pada sesuatu yang positif untuk berkontribusi dalam membangun peradaban yang mulia.

Jika melihat pada pangkal permasalahannya, semua ini bersumber dari sistem kapitalisme. Ini bisa dilihat dari karakteristik sistem ekonomi kapitalisme, yaitu hak milik bersifat privat atas semua alat produksi dan juga distribusi dimanfaatkan untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya.

Sehingga, jika berharap pada sistem kapitalisme untuk bisa menyelesaikan semua masalah ini, tentu akan sia-sia. Hanya Islam yang bisa menyelesaikan semua masalah ini dengan tuntas.

Kegemilangan Islam di masa lalu memberikan gambaran kepada kita bahwa Islam telah mendorong umatnya membangun masyarakat berdasarkan pada kehidupan yang unik, dihasilkan dari kumpulan pemahaman Islam tentang kehidupan. Kehidupan inilah yang menjadi peradaban Islam yang berbeda dan bertentangan dengan peradaban lainnya di dunia.

Unik karena dibangun atas tiga prinsip, yaitu: didasari oleh akidah Islam, tolok ukur perbuatannya adalah halal dan haram, dan makna kebahagiaan yang ingin dicapainya hanya untuk menggapai ridha Allah SWT. Dengan kata lain, senantiasa akan selalu mengarahkan tujuan hidup hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Dalam keyakinan yang kuat atas keselamatan hidup manusia berada di sisi Sang Pencipta, yaitu Allah SWT, kaum Muslim selalu berhati-hati dalam berbuat. Mereka senantiasa memperhatikan perintah dan larangan Allah. Karena, kelak semua perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban.

Kehidupan yang unik itu akan terus terjaga di atas tiga pilar pengokohnya, yaitu individu bertakwa, kontrol masyarakat dan adanya negara yang akan menerapkan Islam dan melaksanakan hukum-hukumnya.

Pembinaan masyarakat yang berkarakter Islam pun senantiasa dijalankan. Orang tua, anak-anak dan para pemuda dibina agar terjaga dan terbentuk menjadi individu-individu bertakwa. Peran ini dijalankan bersamaan dengan aktivitas kontrol masyarakat sebagai bentuk amar ma’ruf nahi munkar.

Selain itu, menjaga peranan kuat negara dalam bentuk-bentuk pendidikan, ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan dan keamanan yang berbasis sistem Islam.

Sistem ekonomi Islam saat diterapkan akan melindungi dan menjauhkan masyarakat dari praktik riba, baik dari lembaganya, pekerjaannya atau aplikasinya. Sistem Islam juga akan menjamin kesejahteraan dan terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. Sandang, pangan dan papan akan terjamin dengan baik.

Hanya saja, kehidupan unik ini lambat laun makin menjauh dari Islam sejak runtuhnya Kekhilafahan Turki Utsmani tahun 1924. Arah kiblat umat beralih kepada Barat. Inilah awal malapetaka pada umat dan kerusakan generasi muda sebagai penerus kehidupan. Mereka telah dijauhkan dari Islam, bahkan tidak mengenal institusi khilafah yang seharusnya menjadi pelindungnya.

Maka tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan generasi muda dari berbagai kerusakan, termasuk jeratan paylater kecuali dengan mengembalikan kepada Al-Qur’an dan Sunah, memberikan pemahaman Islam yang benar dan menjalankan kehidupan Islam yang benar. Caranya, mendorong umat untuk berjuang membangun kembali kehidupan Islam yang benar dengan tegaknya khilafah.

Sistem kehidupan Islam, menjamin pendidikan berkualitas, menghantarkan generasi menjadi insan yang mulia. Dengan ini generasi akan terhindar dari jebakan paylater yang membahayakan. Generasi akan jauh dari gaya hidup Barat.

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka telah mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itu Kami menghukum mereka karena tindakan yang mereka lakukan itu.” (TQS al-A’araf [7]: 96)

Artikulli paraprakHukum belum Menegakkan Nilai-nilai Keadilan Seutuhnya
Artikulli tjetërPenerapan Islam Kaffah Akan Selamatkan Muslim Rohingya
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini