Jeritan Ibu Pertiwi

0
749

Oleh: Asri Mulya

Aku ingin ungkapkan jeritan kisah sedih seorang Ibu
Ibu yang sangat baik hati
Ibu yang sangat dermawan
Ibu yang sangat melimpah kekayaannya
Hingga bisa dirasakan anak, cucu, dan cicitnya
Sampai ke generasi seterusnya

Inilah sosok Ibu yang selalu mulia
Kasihnya sepanjang masa kepada anak-anaknya
Tak terbatas ruang dan waktu
Jasanya tak terhingga
Tak kan ada yang mampu membalas jasanya
Tak bisa dibayar dengan apapun

Sosok Ibu yang selalu bahagia
Inilah sosok Ibu yang tak pernah marah
Meski perhatian anak-anaknya hilang dan timbul
Bagai senja
Anak-anaknya datang saat membutuhkannya saja
Hanya sekedar memanfaatkan kedermawanannya
Lalu kembali pergi menghilang bahkan menjauh

Namun Ibu selalu memaafkan anak-anaknya
Saat anak-anaknya bersalah
Saat anak-anaknya selalu berulah
Saat anak-anaknya tak tahu arah
Saat anak-anak-anaknya tak tahu berterima kasih
Bagai air susu dibalas air tuba

Aku bersedih melihat Ibu menangis
Terlalu nelangsa meratapi nasib anak-anaknya yang naas
Termakan silaunya gemerlap dunia hingga lupa
Tergiur rupiah sampai rakus
Berebut harta dan kekuasaan yang sesungguhnya hanya sementara
Hingga harta Ibu perlahan banyak yang terkuras habis
Lupa dengan saudaranya yang juga punya hak sama

Aku ingin protes dengan keadaan Ibu
Tapi tak sanggup
Tak bisa berbuat apa-apa
Aku ingin membela Ibu
Aku ingin menyuarakan ketidakadilan yang terjadi pada Ibu
Tapi siapa aku ini?
Pasti tak akan pernah didengar mereka anak-anak Ibu

Karena mereka anak-anak Ibu
Sudah tak memperdulikan kehidupan sekitarnya
Anak-anak Ibu sudah terlalu jumawa dan bangga
Tak miliki hati nurani
Tak miliki adab
Tak perduli moral lagi
Yang dipentingkan hanya materi
Yang dipikirkan bagaimana cara pencitraan … pencitraan … dan pencitraan
Sengaja lupa akan janjinya sendiri

Yang dulu ingin membahagiakan Ibu
Bisa membahagiakan saudara-saudaranya
Bisa membahagiakan cucu dan cicit Ibu
Bisa memberikan kedamaian
Bisa memberikan kemakmuran
Bisa menciptakan lapangan pekerjaan

Mana-mana?
Anak-anak Ibu hanya pemain drama
Yang bisa jadi pemain protagonis
Saat berkampanye bermanis-manis mengobral janji
Namun saat sudah jadi penguasa
Akhirnya menjadi pemain antagonis
Yang kejam dan sadis

Tak perduli dengan saudara-saudaranya yang lain
Padahal nasib saudara-saudaranya masih dalam kekurangan
Tak perduli dengan cucu dan cicit Ibu juga
Malah justru dibebankan utang
Hingga banyak merasa sering tersakiti
Hingga sering mengurut dada atas segala tingkahnya
Hingga bingung harus berbuat apa
Menuruti kebijakan yang tak pernah miliki keadilan

Kok bisa?
Iya
Saat korona terjadi pun contohnya
Kebijakan anak Ibu
PSBB dilakukan lockdown dilakukan
Namun aku dan saudara-saudara tidak dapat bantuan
Usaha mencari nafkah sendiri
Padahal ancaman nyawa selalu mengintai

Lucu lagi kenapa mall ramai
Restaurant cepat saji penuh pengunjung tak dilarang
Tapi ko masjid sepi?
Diberikan kebijakan tidak dilakukan salat tarawih
Padahal ini Ramadan bulan penuh magfirah

Pantas kah aku dan saudara yang lain mengeluh ini tak adil?
Wajarkah kalau aku dan saudara yang lain mengeluh semakin sulit jalani hidup ini?
Hidup yang semakin menghimpit
Mencekik leher namun tetap hidup dalam kenestapaan
Tetap hidup dalam kesengsaraan
Aku dan saudara lainnya berharap derita Ibu berakhir
Berakhir bahagia
Semua hidup dalam keadilan dan kemakmuran merata
Dan Ibu pertiwi kembali tersenyum

Artikulli paraprakTerorisme Di Tengah Pandemi
Artikulli tjetërKampanye Gerakan Kurva Melandai, Bukti Penguasa Abai
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini