Oleh: Shucci
(Aktivis Remaja)
Sama-sama kita ketahui bahwa jodoh adalah pasangan hidup, pendamping hidup, atau teman hidup kita dunia dan akhirat (insyaaAllah). Jodoh bagian dari takdir. Jodoh, rezeki, dan ajal sudah ditentukan dalam lauhul mahfudz. Tetapi walaupun sudah tertuliskan dalam lauhul Mahfudz, Allah SWT telah menunjukkan kepada manusia jalan yang baik dan yang buruk, sebagaimana Firman-Nya:
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)” (QS. Al-Balad: 10)
Jadi kita tinggal memilih bagaimana cara kita untuk mendekatkan diri kepada jodoh kita. Apakah dengan cara berpacaran ataukah sesuai dengan ajaran Islam. Lalu, bagaimana cara berpacaran itu, dan apa saja dampak yang terjadi? Apakah termasuk dampak positif atau justru malah menjadi dampak negatif?
Pacaran adalah jalan yang salah. Pacaran termasuk hal yang haram dilakukan bagi seorang wanita dan laki-laki yang bukan mahram. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Isra ayat 32:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”
Memang tidak ada satu pun dalil yang melarang untuk berpacaran, tetapi dalil tadi menjelaskan kepada kita bahwa dilarang untuk mendekati zina. Tidak hanya berzina, mendekati zina saja sudah dikatakan haram dalam hukum Islam. Pacaran termasuk dalam kategori mendekati zina. Oleh karena itu, pacaran dikatakan haram untuk dilakukan.
Lalu, dampak yang terjadi ketika seorang wanita dengan laki-laki yang bukan mahram berpacaran adalah rentannya terjadi kehamilan di luar nikah. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Sebab, godaan nafsu seseorang yang muncul di luar nikah dikarenakan pacaran. Dalam melakukan aktivitas pacaran, biasanya telah terjadi berpegangan tangan, berpelukan, dan sebagainya. Padahal, belum menjadi sepasang kekasih yang halal. Jangankan untuk berpelukan, bersentuhan dengan yang bukan mahram saja sudah dikatakan haram. Sebagai mana sabda Rasul Saw:
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Ath-Thabrani)
Ada sedikit kisah tentang seseorang yang ingin bersalaman dengan seorang ratu. Secara logika, apakah seseorang tersebut dapat bersalaman dengan ratu? Jawabannya tidak mungkin bisa. Kecuali seseorang tersebut merupakan orang tertentu bagi ratu.
Begitulah gambaran seorang laki-laki yang ingin bersalaman dengan seorang wanita, akan dikatakan haram, kecuali lelaki itu merupakan mahram bagi seorang wanita tersebut. Karena dalam Islam, seorang wanita merupakan makhluk yang suci, wanita adalah aurat yang harus dijaga, tidak dapat disentuh oleh sembarangan orang.
Lalu, adakah siksaan untuk kedua orang tua apabila anaknya telah melakukan zina hingga terjadi kehamilan di luar nikah? Menurut riwayat, akan ada Malaikat Zabaniyah yang akan berkunjung ke kubur orang tuanya. Jika kita tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk kedua orang tua kita, minimal jangan membuat mereka tersiksa.
Wahai wanita, jagalah kehormatan dirimu, secara otomatis engkau juga sedang menjaga kehormatan kedua orang tuamu. Wanita adalah aurat, aurat yang harus dijaga. Bukan hanya laki-laki yang akan menggodamu, melainkan setan pun akan ikut menggodamu. Dalam hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya wanita adalah aurat, maka jika dia keluar (rumah) setan akan mengikutinya (menghiasinya agar menjadi fitnah bagi laki-laki), dan keadaanya yang paling dekat dengan Rabbnya (Allah Ta’ala) adalah ketika dia berada di dalam rumahnya.” (HR Ibnu Khuzaimah)
Jelas bahwa wanita adalah aurat apabila ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengikutinya. Apalagi kalau keluar rumah tidak menutup aurat, bukan hanya setan melainkan godaan nafsu seorang lelaki pun terpikat dan menimbulkan fitnah. Selain menutup aurat ketika keluar rumah, seorang wanita juga dilarang memakai wewangian yang berlebihan, karena akan menimbulkan fitnah yang besar. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Seorang wanita, siapa pun dia, jika dia (keluar rumah dengan) memakai wangi-wangian, lalu melewati kaum laki-laki agar mereka mencium bau wanginya, maka wanita adalah seorang pezina.”( HR an-Nasa’i dan Ahmad)
Puncak dari perlakuan zina juga berdasarkan godaan dari setan, wanita adalah aurat ketika keluar rumah jika ia tidak menutup auratnya. Wanita ketika keluar rumah akan diikuti oleh setan, dan setan akan memancing syahwat seorang lelaki apabila ia melihat atau memandang seorang wanita. Setan juga akan menggoda manusia untuk berbuat jahat. Allah Ta’ala berfirman tentang setan dan godaannya kepada manusia:
“Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat buruk (semua maksiat) dan keji, dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 169)
Cara menuju halal meraih jodoh dengan berpacaran adalah berisiko besar. Selain takut terjadi kehamilan di luar nikah, dengan berpacaran berarti menentang Allah. Sebab, Allah telah melarang manusia untuk mendekati zina. Lalu bagaimana cara untuk memahami sifat dan kriteria jodoh kita, kalau tidak pacaran?
Jodoh merupakan cerminan diri kita, kalau kita baik, insyaaAllah jodoh kita juga orang yang baik. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surah An-Nur ayat 26:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula.”
Jadi, jangan risaukan perihal jodoh. Lalu apakah menikah termasuk takdir atau pilihan? Ada yang pacaran sampai bertahun-tahun, namun tidak berjodoh. Ada yang baru kenal sekali, tak lama menikah. Itulah jodoh. Hal yang bisa kita lakukan adalah bagaimana mengambil jalan menjemput jodoh. Apakah dengan cara yang halal (khitbah) atau dengan cara yang haram (pacaran). Kedua-duanya akan dihisab oleh Allah SWT.
Jodoh merupakan takdir dari Allah. Lalu apakah takdir itu bisa diubah, jawabannya insyaaAllah bisa. Yaitu sesuai dengan ikhtiar seorang hamba, bagaimana ia mengupayakan, mengusahakan, dan memperjuangkan. Di samping ikhtiar, maka kita juga harus berdoa dan bertawakal. Serahkan semua kepada Allah. Apa pun hasilnya adalah yang terbaik untuk kita. Siapa pun dia jodoh kita adalah yang terbaik untuk kita.
Lantas bagaimana kalau ternyata jodoh kita bukan orang yang baik? Maka, itu adalah tugas kita untuk mengajak dia menuju ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang penuh dengan kebaikan. Karena jodoh adalah cerminan diri sendiri, maka fokuslah untuk memantaskan diri dihadapan-Nya.