Suara Pembaca
Aksi pembacokan pelajar di Bogor, Jawa Barat dilatarbelakangi tantangan di sosial media instagram. Pembacokan yang dilakukan secara acak tersebut terjadi pada Jumat (10/3/2023) lalu di Simpang Pomad. Dua di antara ketiga pelaku tersebut berhasil diamankan Polresta Bogor Kota di luar kota.
Sungguh memprihatinkan, demi memenuhi tantangan yang tidak jelas, tiga remaja ini nekat membacok seorang siswa yang tidak bersalah hingga menyebabkannya tewas. Betapa tega anak-anak ini melakukan tindak kejahatan sedemikian sadisnya. Mirisnya, ini hanya satu dari sekian banyak kasus kejahatan yang dilakukan remaja. Jika sejak awal generasi muda ini sudah memiliki kepribadian yang buruk, lalu bagaimana nasib bangsa ini ke depannya?
Ini menunjukkan lemahnya kontrol sosial di lingkungan masyarakat kita dan besarnya pengaruh konten negatif di internet yang memberikan tantangan-tantangan tidak berfaedah.
Ini juga dampak dari kehidupan yang semakin jauh dari agama dan penerapan sistem sekuler kapitalisme di negeri ini. Sekularisme telah melahirkan paham liberalisme yang mengagung-agungkan kebebasan, baik kebebasan berakidah, berpendapat, berkepemilikan dan bertingkah laku hingga aturan-aturan agama pun tak lagi dihiraukan.
Seyogianya, segala fasilitas dan peluang-peluang yang akan melahirkan kebobrokan moral remaja dieliminir oleh pemerintah dengan penegakan hukum Islam. Sehingga, problem remaja akan dapat dibendung dan diatasi secara tuntas.
Sistem sekuler kapitalisme adalah sistem yang rusak dan merusak secara nyata, menggiring manusia pada keburukan dan kenestapaan tanpa memandang usia. Orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak pun menjadi korbannya. Sudah seharusnya kita membuang sistem rusak seperti ini dan menggantinya dengan sistem kehidupan yang benar, sistem kehidupan yang datang dari Allah SWT, yang tidak lain adalah sistem Islam.
Mayang Trisna Wardani
Mahasiswa-Bogor