Kelalaian Pertamina Menimbulkan Duka

0
220

Suara Pembaca

Kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, pada Jum’at (3/3) malam telah menimbulkan duka mendalam bagi warga. Pasalnya, kebakaran tersebut telah meluluhlantakkan pemukiman warga di sekitarnya.

Menurut data sementara dari Koramil 01 Koja, hingga Minggu (5/3), korban meninggal sejumlah 19 orang, 49 luka-luka. Sebanyak 37 korban dirawat di rumah sakit dengan luka bakar hingga 95% dan sisanya luka bakar ringan dan menjalani rawat jalan. Sementara warga yang mengungsi bedasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, sebanyak 1.085 orang (4/3).

Ini bukan pertama kalinya peristiwa serupa terjadi di kawasan padat penduduk tersebut. Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla, tepatnya pada 2009, kebakaran juga terjadi di Depo Pertamina Plumpang yang menewaskan seorang petugas keamanan Pertamina.

Musibah ini menunjukkan kesalahan tata kelola kependudukan, juga menunjukkan abainya negara terhadap keselamatan rakyat. Wilayah yang seharusnya tidak menjadi tempat hunian warga, dibiarkan terus berkembang dan dilegalisasi dengan pembentukan RT, RW, dan pemberian KTP.

Bahaya yang mengancam keselamatan rakyat, nyata-nyata diabaikan oleh negara. Di sisi lain, fakta tersebut juga menunjukkan abainya negara dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal, sehingga warga pun tetap tinggal di tempat yang berbahaya tersebut. Fakta ini jelas, selain menimbulkan kerugian harta, benda, dan nyawa, juga menimbulkan kerugian bagi negara akan pasokan BBM (Bahan Bakar Minyak), khususnya di wilayah Jakarta dan mungkin juga akan menjalar ke wilayah-wilayah yang lain.

Ini lumrah terjadi karena sistem yang diterapkan negara saat ini adalah sistem kapitalisme. Sistem ini membuat negara berlepas tangan dari tugasnya sebagai penjamin kebutuhan rakyat. Negara hanya berpikir untung dan untung. Rakyat harus berupaya sendiri memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan yang semakin lama tidak terjangkau.

Hal ini akan berbeda dengan Islam. Dalam sistem Islam, keselamatan rakyat adalah hal yang utama. Penguasa adalah pihak yang diberi tanggung jawab untuk menjaga keselamatan rakyat. Penguasa sadar betul, bahwa kelak dia harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dihadapan Allah SWT.

Penguasa dalam Islam akan tepat dan teliti dalam merencanakan penataan wilayah dan peruntukannya. Sebagaimana saat akan membangun. Rancangan tata ruang akan diformulasikan berdasarkan aspek kemaslahatan dari sisi sains. Para ahli diperintahkan untuk memetakan beberapa jenis lahan. Lahan subur akan dijadikan lahan pertanian dan perkebunan. Lahan yang kurang subur akan dijadikan sebagai kawasan permukiman dan industri.

Negara mengatur agar wilayah permukiman warga dan industri ada area buffer sebagai batas area penjaga antara permukiman warga dan industri. Penguasa Islam juga akan menetapkan sanksi bagi yang melanggar ketentuan tersebut. Dengan konsep ini, penguasa dalam Islam akan mampu meminimalisir kejadian seperti di Depo Pertamina Plumpang.

Faizah, Surabaya

Artikulli paraprakPengen Jadi Influencer, Malah Keblinger
Artikulli tjetërKebakaran Depo Plumpang, Bukti Sengkarut Tata Kelola Kependudukan?
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini