Ketaatan Istri kepada Suami Menyamai Pahala Syahidnya Laki-laki

0
1315

Oleh: Ummul Asminingrum, S.Pd.
(Aktivis Muslimah)

Allah SWT. memerintahkan kepada laki-laki untuk memperlakukan istrinya dengan makruf. Seiring dengan perintah ini, Allah juga memerintahkan hal yang sama kepada seorang istri untuk memperlakukan suaminya dengan baik. Menaati suami dan menjaga kehormatan ketika suami tidak ada di tempat adalah sebuah kewajiban. Banyak sekali hadis yang menganjurkan seorang perempuan untuk taat kepada suaminya, di antaranya yang di tuturkan oleh bunda Aisyah ra, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:

أي الناس اعظم حقا على المر اة؟ قال: “زو جها” قلت: فاي اناس “اعظم حقا على الر جل؟ قل: “امه”.

Siapakah manusia yang paling besar haknya atas perempuan? Rasul menjawab, “Suaminya”. (Aisyah berkata) aku katakan, “Lalu siapa yang paling besar haknya terhadap laki-laki?” Nabi Saw menjawab : “ibunya”.

Dari Husain bin Mihshan, bahwa bibinya datang kepada Nabi Saw, lalu Nabi Saw. bertanya kepadanya:

إذا زوج انت؟” قالت: نعم٫ قال: “فاين انت منه؟” قالت: ما الوه” ما اجزت عنه. قال: فكيف انت له؟ فانه جنتك وناروك

“Apakah kamu punya suami?” Ia menjawab, “Benar.” Nabi bertanya, “Lalu di mana posisi kamu di hadapannya?” Ia menjawab, “Aku tidak meminta bantuannya kecuali apa yang tidak mampu aku kerjakan sendiri.” Nabi bertanya, “Lalu bagaimana kamu terhadapnya? Sesungguhnya ia adalah surga dan neraka mu.” (HR Ahmad dan An-Nasai dengan sanad baik dan al Hakim berkata: sanadnya sahih)

Seperti Pahala Syahidnya Laki-laki

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, “Seorang perempuan datang menemui Nabi Saw, lalu perempuan itu berkata:

يا رسول الله، أنا وافدة النساء اليك، هذا الجهاز كتبه الله على الر جال، فان يصيبوا اجروا وان قتلوا كانوا احياء عند ربهم يرزقون، ونحن معشر النساء نقوم عليهم. فما لنا من ذلك؟ فقال رسول الله: اللعب من بقيت من النساء: “ان طا هو الزوج٫ والاعتراف بحقه، يعدل” ذلك، وقليل منكن من يفعله

“Ya Rasulullah, aku adalah utusan para perempuan kepada anda. Jihad ini ditetapkan (diwajibkan) oleh Allah SWT. terhadap laki-laki. Jika mereka mendapat kemenangan, mereka mendapat pahala, dan jika mereka terbunuh mereka hidup di sisi Rabb mereka, mendapat limpahan rezeki. Sementara kami melakukan pekerjaan atas mereka, lalu apa untuk kami dari hal itu?” Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya menaati suami dan mengakui hak suami bisa menyamai hal itu, tetapi sedikit dari kalian yang melakukanya.”

Islam adalah agama yang sempurna. Dalam pandangan Islam, laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama di sisi Allah SWT. Perempuan tidak memerlukan emansipasi atau keseteraan gender untuk dapat setara dengan laki-laki. Seperti apa yang kaum feminis gembor-gemborkan. Allah SWT. berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti”. (QS Al-Ḥujurāt: 13)

Sungguh betapa agungnya pahala taat kepada suami. Bahkan, Allah memberikan penghargaan luar biasa menyamai pahala seperti syahidnya laki-laki. Syaikh Yusuf A. Ba’darani dalam buku “Tuntunan Kehidupan Suami Istri” menjelaskan bahwa Islam telah menyamakan antara jihad di jalan Allah dan kemenangan di medan peperangan atau terbunuh sebagai syahid dengan ketaatan kepada suami dan mengakui hak-hak suami atas perempuan.

Beliau melanjutkan, namun dalam konteks ini, tidak boleh dilakukan pembahasan tentang perbedaan dan kelebihan di antara beratnya saat perang dan terbunuh di medan perang dengan ketaatan kepada suami. Tidak boleh terpikirkan walau sedetik pun tentang sejauh mana kelebihan perempuan terhadap laki-laki. Juga sejauh mana kemudahan ilahiyah terhadap para perempuan dan kesulitan kepada laki-laki dalam hal syarat-syarat untuk masuk surga.

Karena, masalah tersebut bukanlah masalah perbandingan mana yang lebih dari yang lain. Bukan pula menyepelekan hak, dan bukan masalah mempermudah atau mempersulit untuk masuk surga. Akan tetapi itu adalah masalah taklif dari Rabb semesta alam untuk masing-masing, sesuai dengan tabiat dan kemampuannya. Bagi masing-masing ada kewajiban sesuai peran dan misinya di dalam kehidupan.

Sesungguhnya Allah SWT. menciptakan laki-laki dan perempuan. Di mana keduanya hidup di muka bumi ini dalam jangka waktu tertentu dan untuk melakukan aktifitas tertentu dengan kadar kemampuan yang sudah ditetapkan. Laki-laki tidak bisa memilih apa tugas dan fungsinya, begitupun perempuan. Semua sudah menjadi ketetapan Allah SWT. Manusia tinggal patuh dan menjalankan saja. Bagi orang-orang yang memilih sendiri tugas dan fungsinya di dunia ini, di mana tidak sesuai dengan ketetapan Allah, maka tunggu saatnya hari pembalasan.

Pada era ini, banyak sekali tugas dan fungsi laki-laki yang tertukar. Mereka menukar perannya tanpa melibatkan Allah di dalamnya. Seperti kewajiban mencari nafkah kini banyak beralih ke pundak perempuan. Bahkan, perempuan secara sistemik dijadikan sapi perah supaya roda perekonomian suatu bangsa tetap berputar. Tentu hal demikian bukan terjadi begitu saja. Tetapi, ada segelintir orang yang membangkang kepada aturan Rabbnya dengan menciptakan dan mengambil aturan hidup yang mereka buat sendiri. Benarlah bahwa hal demikian adalah sebuah kesesatan yang nyata. Allah SWT. berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

“Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS Al-Ahzab: 36)

Perintah untuk taat kepada suami dengan ganjaran pahala yang agung bahkan setara dengan syahid di jalan Allah merupakan semacam benteng untuk para perempuan dari godaan syetan yang mengajaknya untuk bermaksiat dan mengingkari suaminya. Selain itu, juga sebagai motivasi untuk berlomba-lomba masuk ke dalam surga yang telah Allah janjikan.

“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya, “Masuklah ke dalam surga dari pintu mana pun yang kaumau”. (HR Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany)

Nabi Saw. bersabda:

أَلَاْ أُخْبِرُكُم بِرِجَالِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! النَّبِي فِي الجَنَّةِ ، وَالصِّدِّيقُ فِي الجَنَّةِ ، وَالشَّهِيدُ فِي الجَنَّةِ ، وَالمَوْلُودُ فِي الجَنَّةِ ، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي نَاحِيَةِ المِصْرِ – لَاْ يَزُورُهُ إِلَّا لِلَّهِ – فِي الجَنَّةِ .أَلَاْ أُخبِرُكُم بِنِسَائِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! كُلُّ وَدُودٍ وَلُودٍ ، إِذَا غَضِبَت أَو أُسِيءَ إِلَيهَا أَو غَضِبَ زَوجُهَا ، قَالَت : هَذِه يَدِي فِي يَدِكَ ، لَاْ أَكْتَحِلُ بِغُمضٍ َحتَّى تَرضَى

“Maukah kalian aku beritahu laki-laki di antara kalian yang menjadi penghuni surga? Nabi di surga, orang yang jujur di surga, orang yang mati syahid di surga, anak yang meninggal saat dilahirkan di surga, seseorang yang mengunjungi saudaranya di ujung kota semata karena Allah di surga. Maukah kalian aku beritahu wanita di antara kalian yang menjadi penghuni surga? Setiap wanita yang penuh kasih (kepada suaminya), banyak keturunannya, jika dia marah, atau suaminya marah kepadanya, dia berkata, ‘Tanganku di tanganmu, mataku tak dapat terpejam sebelum engkau ridha kepadaku.”

Diriwayatkan dari hadis Anas, Ibnu Abbas, dan Ka’ab bin Ajurah radhiallahu anhum. Dikeluarkan oleh Nasa’i dalam Sunan Nasa’i Al-Kubro, 5/371, Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 19/14, Al-Ausath, 2/242, 6/301, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 4/303.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang taat kepada Allah dengan menjaga ketaatan kepada suami kita. Sehingga Allah layakkan untuk mendapat ganjaran selayaknya laki-laki yang gugur dalam medan perang dan bergelar syahid.

Wallahu a’lam bishshawab.

Artikulli paraprakKebijakan Ambigu PTM, Korbankan Generasi
Artikulli tjetërDulu untuk Duniawi, Kini Ukhrawi
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini