Oleh : Fani Ratu Rahmani (Aktivis Dakwah dan Pendidik)
“Puasa adalah perisai. Jika kamu puasa, jangan berkata keji dan jangan bertindak bodoh. Jika seseorang menantangmu atau mencacimu, ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa.”(HR. Malik)
Puasa adalah perisai. Ia seharusnya melindungi seseorang dari hawa nafsu baik itu ucapan maupun perbuatan jahat. Orang yang berpuasa semestinya berperilaku baik, senantiasa beramal shalih, dan menjaga diri dari maksiat kepada Allah. Sebuah benteng individu agar terjaga dari murka Allah.
Namun, di dalam Islam perisai (junnah) bukan sekadar puasa saja. Imam atau pemimpin bagi seluruh kaum muslim adalah junnah. Pemimpin ini disebut sebagai khalifah dengan sistemnya, yakni Khilafah.
Dari Abu Hurairah ra.:
Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang imam itu laksana perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kini junnah kaum muslim belumlah sempurna. Kaum muslim hanya memiliki benteng puasa, tanpa ada Khilafah yang menerapkan syariat Islam. Padahal, keberadaan Khilafah sangat dibutuhkan oleh umat. Tanpa Khilafah, umat Islam akan terus dalam belenggu penjajah.
Seperti yang terjadi di beberapa negeri kaum muslim yang berpuasa di tengah belenggu penjajah. Misalnya di Palestina, Militer Israel pada Jumat pagi (16/4/2021) melancarkan serangan udara terhadap sasaran udara di jalur Gaza, mencakup fasilitas pelatihan, pos peluncur rudal antipesawat, pabrik produksi beton, dan infrastruktur terowongan (kompas.com, 17/4/2021).
Palestina terus menjadi bulan-bulanan Israel setiap tahunnya. Israel sewenang-wenang mengganggu Ramadhan kaum muslim Palestina. Misalnya melakukan pengeboman, pelarangan shalat di Masjidil Aqsha, dan sebagainya. Konflik menahun ini belum berakhir juga, sementara dunia juga bungkam ketika melihat dan mendengarnya.
Penderitaan kaum muslim bukan hanya terjadi di Palestina. Banyak juga kaum muslim di tempat lain yang secara khusus tertindas atau sengaja diserang. Misalnya muslim Moro, Uighur, dan Rohingya adalah gambaran nyata tentang dunia yang tengah mempertontonkan ketidakadilan kepada Islam dan kaum muslim. Joe Biden sebagai Presiden AS pun terbukti hipokrit dan berbuat nihil untuk Palestina.
Sudah menjadi kewajiban kita untuk peduli kepada warga Palestina, menangisi penderitaan mereka, mengirimkan bantuan semampu kita untuk mereka. Namun, sadarilah bahwa mata kita tidak boleh berhenti sampai di situ. Kita juga harus bisa melihat dan peduli terhadap kaum muslim yang juga teraniaya di bumi Allah lainnya.
Ketiadaan Khilafah sejatinya menjadi pangkal lemahnya kaum muslim dan jumawanya kafir penjajah membelenggu kaum muslim. Hegemoni mereka tidak kunjung berakhir karena kekuatan ideologi yang masih berjaya hingga saat ini. Kondisi perpolitikan ini pun dalam genggaman negara adidaya yang memainkan strateginya untuk menghancurkan kaum muslim.
Kita harus memahami bahwa ada perbedaan jauh hidup dalam khilafah dengan tanpanya. Palestina merupakan bagian dari Daulah Khilafah Islamiah yang berhasil ditaklukkan di masa Umar bin Khathab. Kemudian saat Khilafah Islam terpecah-belah menjadi lebih dari 50 negeri-negeri muslim, Palestina termasuk negeri yang dikuasai oleh zionis Israel.
Rasulullah saw. bersabda:
“Perumpamaan kaum muslim dalam urusan kasih sayang dan tolong-menolong bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka menjalarlah penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan (merasa) panas.” (HR Bukhari Muslim)
Oleh sebab itu, seandainya kaum muslim bersatu, kekuatan yang dimiliki sungguh sangat besar. Persatuan yang dimaksud adalah menjadikan di bawah naungan aturan yang sama, yakni Islam dan dibingkai dengan junnah Khilafah. Sebab, ketika Khilafah tegak, ideologi Islam akan menggantikan hegemoni negara kapitalisme maupun sosialisme yang masih eksis hingga sekarang.
Maka, sudah saatnya kaum muslim berupaya penuh untuk mengembalikan junnah. Ini bukanlah ilusi yang harus terus dipandang sebelah mata. Junnah kaum muslim harus sempurna, terutama Khilafah yang kelak menjadi mercusuar peradaban dunia. Akan melindungi harkat dan martabat, nyawa, serta kemuliaan agama Islam dengan syariat-Nya.
Selain itu, Khilafah akan melindungi seluruh umat yang bersedia menjadi warga negaranya, baik muslim maupun kafir. Ini yang disebut kalangan kafir zhimmiy. Khilafah wajib menjaga agama, akal, kehormatan, harta, jiwa, dan keamanan warga negaranya, juga menjamin hak-hak mereka.
Semuanya diatur dengan mekanisme khusus yang dimiliki Khilafah Islamiyah. Kekuatan militer dan sumber daya negara Khilafah Islamiyah akan mampu mendukung perwujudan hal ini. Hingga pada akhirnya dengan Khilafah Islamiyah segala kezaliman yang terjadi di dunia sampai hari ini bisa diakhiri. Semoga kelak Allah turunkan pertolongan hingga kita diberi kesempatan hidup berkah dalam naungan Khilafah Islamiyah.
Wallahu a’lam bis shawab