Suara Pembaca
Jaminan untuk dapat hidup layak, hidup tenang, dan merdeka adalah milik masyarakat, termasuk juga dengan tenaga kesehatan (nakes). Kabar terbaru, nakes yang sedang bertugas di wilayah Papua terancam keselamatannya. Mereka setiap harinya merasa ketakutan atas serangan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Para nakes tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan tenang, hingga muncul rasa trauma dalam diri nakes yang bertugas.
Politikus PKS Netty Prasetiyani Aher, menyebut aksi KKB menyerang tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, merupakan bentuk penghinaan terhadap kemanusiaan. Anggota Komisi IX DPR tersebut meminta pemerintah mengusut tuntas kasus tersebut. Menurut Netty, jika tenaga dan fasilitas kesehatan telah diserang, disiksa dan dilecehkan oleh KKB, maka pemerintah harus bertindak tegas dengan mengusut tuntas para teroris pelaku tindak kejahatan tersebut. Sebab, hal ini merupakan bentuk penghinaan terhadap kemanusiaan yang tidak boleh dibiarkan, apalagi sampai berulang lagi (19/9).
Saat pandemi covid-19 seperti sekarang ini, keberadaan nakes sangat diperlukan. Untuk itu, sudah seharusnya pemerintah memberikan perlindungan, sehingga para nakes mendapatkan rasa aman dari berbagai konflik apa pun. Kejadian di Papua dengan tenaga kesehatan yang menjadi korban seharusnya menjadi pengingat bagi pemerintah untuk dapat mengevaluasi pendekatan keamanan. Evaluasi atas apa yang selama ini dipraktikkan dalam menyelesaikan konflik di Papua dengan tindakan tegas dalam memberantas kelompok separatis.
Serangan ini merupakan isyarat bahwa KKB Papua benar-benar mengancam keselamatan rakyat, mengganggu aktifitas-aktifitas vital masyarakat dan merusak persatuan serta mengancam kedaulatan. Oleh karena itu, hal ini membuktikan bahwa negara telah gagal menyelesaikan konflik yang terjadi di tanah air. Sehingga rakyatlah yang menjadi korban.
Dalam pemerintahan Islam, Islam mewajibkan negara menjamin keselamatan rakyat dan memberantas tuntas setiap tindakan separatisme. Sistem Islam juga menghasilkan tata kehidupan yang menutup munculnya benih disintegrasi. Sejatinya dalam sistem kapitalis hari ini pintu disintegrasi separatisme dibuka lebar dengan bermacam ketidakadilan yang dihadapi masyarakat Papua. Sistem ekonomi yang timpang, tidak ada pemerataan. Hal itu juga disebabkan masuknya asing melalui media-NGO dan lain-lain untuk memprovokasi rasa kecewa publik terhadap pemerintah dan mengarahkan menjadi gerakan separatisme.
Sistem Islam dapat memberikan jaminan keamanan dan kesehatan penuh terhadap masyarakat. Pemerintahan Islam benar-benar memikirkan solusi yang solutif dalam menghadapi ancaman keselamatan rakyat. Kita rindu akan hadirnya sistem Islam yang benar-benar memberikan perlindungan, keamanan, dan jaminan hidup lainnya. Sejenak, marilah kita bersama berdoa agar konflik yang terjadi di Papua dapat segera terselesaikan dengan solusi yang solutif, bukan solusi sementara semata.
Anita