KTT G20, Bagai Racun Berbalut Madu bagi Indonesia?

0
178

Oleh: Khaziyah Naflah (Freelance Writer)

Linimasanews.com—Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 berhasil mengesahkan pernyataan para pemimpin atau Leaders’ Declaration. Beberapa poin yang disepakati oleh kepala negara G20 antara lain perlunya menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral, menangani krisis ekonomi, termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional, mengupayakan ketahanan pangan dan energi, serta mengadopsi teknologi digital untuk mendorong inovasi.

Selain itu, para pemimpin G20 juga menyerukan komitmen bersama untuk mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), mengatasi perubahan iklim, dan memperkuat sektor kesehatan. Terakhir, para pemimpin menyambut baik upaya Indonesia sebagai presiden G20 tahun ini untuk menyusun berbagai isu prioritas dan kerja sama internasional yang terkoordinasi dari negara anggota, negara undangan, serta organisasi regional dan internasional (antarasultra, 16/11/2022).

Tak dimungkiri, jika pemerintah sangat mengapresiasi kegiatan KTT G20 yang berlangsung pada 15-16 November lalu. Sebab, mereka mengganggap bahwa keberadaan Indonesia pada tahun 2022 ini menjadi tuan rumah KTT G20 tersebut membuat Indonesia mendapatkan banyak keuntungan salah satunya Indonesia bisa memperkenalkan negeri ini lebih luas lagi kepada para investor, sehingga mampu menarik mereka untuk berinvestasi ke negeri ini ke berbagai bidang.

Sebagaimana pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, G20 di bawah kepemimpinan Indonesia sudah menghasilkan banyak kesepakatan di berbagai bidang. Juga memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi RI. Dia menambahkan, banyak negara yang ingin bekerja sama dengan RI. Hal itu terlihat dengan banyaknya permintaan pertemuan dengan Presiden Jokowi ( jawapos.com, 13/11/2022).

Selain itu, kesepakan Leaders’ Declaration yang pada pertemuan KTT G20 lalu juga berhasil membuat para pemimpin G20 menyepakati bantuan dalam bentuk pandemic fund yang sampai saat ini telah terkumpul sekitar US$1,5 miliar. Tak hanya itu, para pemimpin G20 juga membentuk pula operasionalisasi resilience and sustainable trust di bawah IMF sebesar US$81,6 miliar. Dana tersebut akan digunakan sebagai bantuan bagi negara-negara yang menghadapi krisis, termasuk Indonesia. Ditambah lagi, Indonesia secara pribadi memperoleh komitmen dari Energi Transition Program yang merupakan bentukan Amerika, Eropa, dan Jepang sebesar US$20 miliar.

Jika dilihat dari tujuan KTT G20 memang sangatlah manis, awal mula terbentuknya KTT ini adalah untuk mengatasi krisis ekonomi global, membantu setiap negara yang mengalami krisis ekonomi, namun kenyataannya itu semua hanyalah “fatamorgana.” Faktanya, dari mulai dibentuknya KTT G7 sampai menjadi G20 hingga saat ini pun nyatanya tidak mampu mengentaskan masalah ekonomi, justru yang terjadi krisis ekonomi makin nampak.

Selain itu, G20 yang dianggap menjadi ajang untuk menarik investor ke negeri ini, bahkan digadang-gadang mampu memperbaiki ekonomi nasional. Namun, patut disadari, jika dalam sistem kapitalisme selalu berslogan “no free lunch,” tidak ada makan siang gratis. Di mana pun, apa pun bentuknya baik pinjaman, investasi jelas akan memberikan keuntungan banyak bagi para asing. Apalagi dalam sistem kapitalisme tidak ada batasan-batasan syar’i yang mengatur arus investasi tersebut. Apa-apa saja yang boleh dan apa-apa saja yang tidak boleh diinvestasikan. Semua bebas diinvestasikan selama menghasilkan keuntungan bagi investor.

Patut kita sadari pula, jika KTT G20 hanyalah “racun berbalut madu.” Dia hanyalah alat untuk menjajah negara-negara berkembang yang memiliki banyak sumber daya alam, seperti Indonesia. Negara-negara berkembang dijadikan sebagai ladang pasar bebas, hingga nantinya negeri tersebut menjadi tujuan ekpor barang dan jasa negeri mereka. Alhasil, negara-negara berkembang harus mengikuti setiap keinginan para pemimpin Barat dan secara defacto negeri tersebut lambat-laun akan kehilangan kedaulatannya karena bergantung pada negeri-negeri maju, seperti Amerika Serikat, China, dan lainnya. Sehingga, rakyat negeri ini akan menanggung kesengsaraan.

Oleh karena itu, kita harus memahami jika kerja sama apa pun jika hal tersebut masih terbingkai oleh sistem kapitalis liberal, maka tidak akan pernah membawa negeri pada kesejahteraan. Karena sejatinya, ideologi kapitalis berorientasi untuk menjajah dan hanya memikirkan diri mereka sendiri, serta mengabaikan kemaslahatan rakyatnya. Iming-iming manis untuk mencari solusi terhadap berbagai masalah global, mulai dari mengentaskan krisis ekonomi hingga memperkuat sektor kesehatan hanyalah ilusi.

Seyogianya, solusi paripurna dalam segala masalah manusia di seluruh dunia, termaksud Indonesia hanyalah sistem yang shahih yakni sistem Islam yang berasal dari Zat Yang Maha Segalanya, Allah SWT. Islam telah terbukti mampu menjadi peradaban gemilang kurang lebih 13 abad. Di bawah kepemimpinan sistem Islam, rakyat mendapatkan kesejahteraan. Islam juga menciptakan kemandirian bangsa melalui sistem politik dan sistem ekonominya.

Dalam sistem politik, Islam senantiasa menyandarkan segala sesuatu kepada dalil shahih yakni Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw. dalam melegislasi sebuah hukum. Di mana tidak ada intervensi Asing yang boleh campur tangan ke dalam pembuatan kebijakan dalam negeri. Bahkan, Islam tidak akan memberikan celah sedikit pun kepada Barat untuk mencengkeram negeri-negeri Muslim dengan dalih apa pun.

Kemudian, Islam juga menjalankan sistem ekonomi dengan berbasis nonriba. Dalam konsep moneter, Islam mengunakan dinar dan dirham yang terbukti tahan terhadap inflasi. Tak hanya itu, Islam juga menerapkan kebijakan dalam sektor riil yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas ekonomi rakyat.

Kemudian dalam kebijakan fiskalnya, Islam menerapkan sistem Baitul Mal yang telah terbukti sangat tangguh. Pengeluaran dan pemasukan negara pun dikelola dengan sebaik-baiknya.

Tak sampai di situ, Islam juga menyiapkan politik pertanian, perdagangan, politik, kemandirian industri, dan lainnya yang senantiasa berprogres untuk menguasai seluruh produk hulu hingga hilir. Pengelolaan sumber daya alam yang berlimpah pun sesuai dengan syariat.

Sehingga, dengan berbagai mekanisme yang sesuai syara, negara akan terhindar dari ketergantungannya terhadap negeri Barat yang ada justru negara Islam mampu menciptakan kemandirian bangsa dan menjadikan dia sebagai negeri adidaya. Bahkan, Negara Islam pada masa silam menjadi kiblat bagi negara-negara Barat dalam berbagai sektor dan bisa dipastikan jika rakyat akan sejahtera di bawah kepemimpinan negara yang berideologi Islam Kaffah.

Wallahu a’lam bissawab.

Artikulli paraprakDari Remaja untuk Dunia
Artikulli tjetërRemajaku Sayang, Remajaku Malang
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini