Menjadi Pemuda Harapan Masa Depan

0
254

Oleh: Hanum Hanindita, S.Si.

Linimasanews.com—Masa muda, masa yang berapi-api. Inilah kira-kira gambaran semangat yang ada dalam diri pemuda atau remaja. Energi besar yang mereka miliki memang berpeluang menghasilkan banyak prestasi yang gemilang. Namun, tak jarang justru potensi semangat tersebut malah menorehkan tinta hitam kriminalitas yang memprihatinkan. Mereka terlibat narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas dan juga aksi tawuran.

Polisi menangkap sekelompok pelaku tawuran di Kabupaten Bekasi yang menewaskan DW (18) akibat terkena sabetan senjata tajam dan JJ luka di bagian punggung. Kanitreskrim Polsek Cikarang Barat, Iptu Muhammad Said Hasan mengungkapkan, setelah mencari informasi kemudian pihaknya melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan. Saat melakukan pengembangan, pihaknya berhasil mengamankan salah satu rumah terduga pelaku berinisial (A), dari hasil pemeriksaan. Setelah itu, berhasil mengamankan terhadap 14 remaja di lokasi yang berbeda (megapolitan.okezone.com, 23/01/23).

Tawuran antarkelompok pemuda pecah di Jalan Raya Teuku Umar samping Kios Pakan Burung, Kampung Utan, RT 003/025, Kelurahan Wanasari, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu dini hari, 22 Januari 2023. Satu orang pemuda berinisial DA, 17, pun meregang nyawa usai dibacok menggunakan celurit dalam insiden tersebut. Kanit Reskrim Polsek Cikarang Barat, Iptu M Said Hasan, mengatakan, peristiwa bermula ketika AAS, mendapatkan ajakan tawuran pada Sabtu, 21 Januari 2023. AAS pun menyanggupinya dan berangkat bersama pemuda lainnya termasuk DA ke lokasi yang telah disepakati (medcom.id, 23/01/23).

Tiga oknum Pelajar diamankan warga dan polisi diduga hendak tawuran di Jalan Raya Pilar Sukatani, tepatnya di Kampung Blokang (Warung Koting) Desa Karangsentosa, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi pada Jumat (27/1/2023) siang. Dari tangan ke tiga remaja tersebut, diamankan tiga senjata tajam berupa celurit. Petugas kepolisian Polsek Cikarang yang sedang melintas langsung mengejar para remaja tersebut dan terhenti di Warung Koting Karangbahagia (beritabekasi.co.id, 23/01/23).

Sangat menyedihkan bukan melihat fakta yang terjadi pada generasi muda. Solusi yang ada selama ini seperti peringatan, melakukan penahanan, sampai mengangkat duta anti tawuran memang harus dievaluasi kembali karena tidak memberikan efek yang signifikan. Miris jika melihat hal ini, potensi generasi muda yang luar biasa yang seharusnya energinya bisa diarahkan untuk hal yang positif malah terbuang sia-sia.

Semua ini akibat adanya cara pandang yang keliru yang dimiliki oleh generasi muda. Cara pandang ini akan memengaruhi pola pikir dan pola sikap yang dimilikinya. Saat ini cara pandang kebebasan berperilaku menjadi kiblat bagi para generasi muda. Dengan dalih kebebasan, maka mereka menjadi tak terkontrol dengan apa yang mereka perbuat.

Kebebasan ini pun akhirnya menyeret mereka pada kubangan kerusakan. Kebebasan ini sejatinya lahir dari ideologi sekularisme yaitu adanya pemisahan agama dari kehidupan. Artinya ketika dalam beraktivitas sehari-hari tidak ada aturan agama yang melarang, bebas-bebas saja. Arus ide kebebasan juga membuat anak muda menjadi berpikir pragmatis. Ada sesuatu yang tidak disukai atau memicu kekesalan, langsung bersikap agresif dan berbuat anarkis.

Ini berbeda dengan cara pandang yang Islam ajarkan. Islam mengajarkan agar Kita memiliki ketaatan dan ketundukan pada Allah, bahkan sejak usia dini. Anak-anak diajarkan bahwa Allah adalah Pencipta manusia dan kita membawa misi di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah. Maka, tidak boleh kita melakukan segala sesuatu yang melanggar dari batas ketetapan Allah.

Sejak kecil, anak juga diajarkan menjaga perbuatannya. Untuk mencapai hal ini, didukung pula oleh pola asuh orang tua, kontrol masyarakat, dan juga adanya peran negara dalam melahirkan generasi yang berkualitas.

Generasi muda itu adalah harapan masa depan dan tonggak sebuah peradaban. Mereka memiliki peran dalam membela kebenaran dan memajukan negara. Bahkan diabadikan dalam surah Al-Kahfi ayat 13:

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya, mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.”

Ayat ini mengisahkan tentang ashabul kahfi yaitu sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah semata. Mereka teguh di atas keyakinan yang benar meskipun harus bersembunyi di gua untuk menyelamatkan dirinya. Mereka berani menolak ajakan Raja Dikyanus (seorang raja Romawi) untuk menyembah berhala.

Para sahabat pada masa perjuangan dakwah, Rasulullah juga didominasi oleh para pemuda. Sebaliknya, para penentang ajaran Nabi Muhammad justru didominasi kalangan tua suku Quraisy. Selain para sahabat, kehadiran generasi muda sebagai tonggak peradaban itu telah banyak dicontohkan juga di masa keemasan Islam.

Mu’adz bin Amr bin Jamuh pada usia 13 tahun dan Mu’awwidz bin ‘Afra pada usia 14 tahun, berhasil membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrik pada perang Badar. Zaid bin Tsabit, pada usia 13 tahun, dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penerjemah sabda Rasulullah, hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi (pembukuan) Al Qur’an. Zubair bin Awwam, di usia 15 tahun, pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Zubair diakui oleh Rasulullah sebagai hawarinya (pengikut setia). Al-Arqam bin Abil Arqam, pada usia 16 tahun, menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasulullah selama 13 tahun berturut-turut. Muhammad Al-Fatih, di usia 22 tahun, menaklukkan Konstantinopel, ibu kota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa dan masih banyak lagi.

Artinya, secara jejak historis keberadaan pemuda yang berprestasi adalah nyata. Mereka adalah pahlawan sejati yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi dan hebat dalam mengalahkan musuh, membawa serta menyebarkan risalah Islam ke segala penjuru dunia, menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi umat selanjutnya.

Dari sini, terlihat bahwa generasi muda di masa lalu begitu memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia. Cita-cita yang berangkat dari kecintaan mereka terhadap Rabb dan Rasul-Nya, serta keinginan mereka memberikan yang terbaik untuk umat. Cita-cita yang lahir dari keimanan kokoh yang begitu kuat mengakar di dada. Tidak ada dalam kamus mereka ingin pamer kekuatan, kedudukan, kehebatan dan sebagainya. Karena, cita-cita yang sifatnya duniawi itu adalah tujuan yang rendah. Kalaupun mereka mendapatkan kebaikan di dunia, itu bukanlah menjadi tujuan utamanya.

Dengan melihat ini, benang merah yang ditemukan adalah, adanya perbedaan kualitas aqidah Islam yang diemban pemuda. Islam dulu diemban sebagai ideologi dan diterapkan sebagai sebuah sistem dalam negara. Sedangkan semakin bertambahnya perjalanan zaman, Islam hanya diemban sebagai agama ritual, hanya sekadar aturan ibadah saja yang diamalkan oleh individu-individu. Itu pun kalau mereka mau mengamalkannya.

Sedangkan di dalam pergaulan hidup di dunia, pemuda memilih menggunakan aturan sekulerisme. Apalagi dalam skala negara, justru sekulerismelah yang menjadi landasan dalam membuat aturan, termasuk akhirnya melahirkan sistem pendidikan yang jauh dari Islam dan tidak mungkin melahirkan generasi cemerlang.

Tetapi, bukan tidak mungkin generasi dambaan itu hadir kembali. Bagaimana pun anak-anak muda muslim adalah cikal bakal dari kelahiran generasi harapan masa depan. Namun, ibarat emas, ia perlu ditempa dengan proses yang panjang, dicuci, dilebur, dan dimurnikan agar kemilaunya nampak.

Artinya, generasi emas itu tidak bisa lahir sendiri, mereka harus dilahirkan dari rahim sebuah sistem yang akan memberikan mereka suasana yang mendukung untuk melejitkan semua potensi yang mereka miliki ke arah yang mulia. Seperti sistem yang juga melahirkan generasi emas di masa terdahulu, itulah sistem Islam.

Dengan penerapan sistem Islam di level keluarga, masyarakat, dan negara, serta sinergi ketiganya dalam mendidik, insyaaAllah akan menghasilkan pemuda dambaan di masa depan. Generasi yang nantinya akan mengisi peradaban yang mulia, yaitu Islam.

Generasi yang pola pikir dan pola sikapnya berangkat dari Qur’an dan Sunnah. Mereka yang akan mengangkat kewibawaan kaum Muslim di mata dunia, menjadi pemimpin dunia yang disegani yang akan menyatukan seluruh wilayah Islam sekaligus menyebarkan risalah Islam ke seluruh dunia.

Artikulli paraprakHamasa, Singlelillah!
Artikulli tjetërSistem Pendidikan Islam, Sistem Terbaik untuk Mendidik Generasi
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini