Muslimah Bangil Tutup 2022 dengan Muhasabah Akhir Tahun

0
331

Reportase—Muslimah Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menutup perjalanan sepanjang 2022 dengan menggelar acara Muhasabah Akhir Tahun. Acara tersebut diawali dengan pembacaan istighatsah bersama.

Dalam acara tersebut, Ustadzah Lely selaku pemandu acara memaparkan fakta miris pemuda Muslim saat ini. Menurutnya, pemuda Muslim sebagai penerus estafet perjuangan kini makin masif digempur oleh penjajah Barat dengan paham-paham yang merusak seperti liberalisme, sekularisme, kapitalisme hingga menyebabkan mereka terlibat kenakalan remaja, pergaulan bebas, narkoba, hingga tawuran.

Acara Muhasabah Akhir Tahun tersebut kemudian terhubung secara daring dengan Risalah Akhir Tahun: Peduli Generasi Pemimpin Umat di Jakarta yang disaksikan lebih dari 75.000 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Mubalighah Hj. Tingting Rohaeti yang menjadi narasumber di Jakarta mengungkap fakta miris pemuda Muslim tidak lepas dari regulasi. Ia mencontohkan kehidupan pesantren tak luput dari upaya perusakan sistematis melalui 2 regulasi.

“Pertama, melalui UU No. 18/2019 pemerintah mewajibkan pesantren berasaskan Islam moderat atau wasathiyah yang mengedepankan toleransi dan kebangsaan,” ungkapnya di Jakarta.

Kedua, sebutnya, kebijakan pemberdayaan ekonomi pesantren dengan program One Pesantren One Product (OPOP). “Sepintas tampak keren. Jadi, pesantren diberi dana untuk menghasilkan produk. Padahal, ini mengalihkan tujuan utama pesantren. Seharusnya pesantren itu tafaqquh fiddin, akhirnya yang dipikirkan adalah materi, termasuk untuk mencukupi kebutuhan pesantren. Ini cara pemerintah cuci tangan dalam memfasilitasi pendidikan,” bebernya.

Hj. Tingting mengingatkan tiga hal yang harus dilakukan mubalighah untuk menyelamatkan generasi. Yakni, memahamkan bahwa pemuda adalah calon pemimpin masa depan, mendakwahkan Islam kaffah (menyeluruh), dan berdakwah menegakkan khilafah.

Sementara itu, narasumber lainnya, Praktisi Pendidikan Dwi Hendriyanti, S.Pd. menilai sekolah saat ini belum mampu mewujudkan pemuda Muslim yang taat syariat serta jauh dari nilai dan norma agama. Kegagalan pendidikan di sekolah itu, menurutnya, mengakibatkan kerusakan generasi.

Penyebabnya, menurut Dwi ialah kurikulum yang berbasis sekularisme dan liberalisme, terjadinya disorientasi peran guru, dan lingkungan yang rusak.

Dwi menerangkan, seharusnya proses pendidikan menjadi penguatan moral, memberikan pemahaman agama sebagai acuan menjadikan generasi yang berperilaku dan berakhlak mulia.

Sementara itu, Pakar Administrasi Publik Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, M.S. mengungkapkan, visi kaum Muslim, khususnya pemuda adalah Islam rahmatan lil alamin. Hanya saja, ia menurutnya, rahmatan lil alamin itu terwujud ketika pemudanya menjadi pemimpin.

“Merdeka itu ketika yang diterapkan adalah Islam kafah. Barulah pemuda ini bisa dibangkitkan dan menjadi pemimpin, bukan buruh,” ungkapnya.

Prof. Lilik mengutarakan, visi generasi Islam ialah menjadi khalifah (pemimpin) di bumi, bukan menjadi buruh. Selain itu, melakukan amar makruf nahi mungkar.

Hadir sebagai narasumber berikutnya, Ketua Kornas Kohati periode 2018—2020 Apri Hardiyanti, S.H. menyampaikan kritiknya atas kegagalan mewujudkan UU No. 40/2009 tentang Kepemudaan yang menyebutkan tujuan pembangunan pemuda adalah membentuk pemuda beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak mulia, kreatif, memiliki jiwa kepemimpinan, dan kewirausahaan.

“Terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa itu hanya bayangan ideal yang tidak mungkin terealisasi di sistem saat ini karena setiap generasi muda yang belajar Islam, yang menunjukkan identitas keislamannya itu dilabeli radikal, ekstrem,” kritiknya.

Menurutnya, saat ini terjadi krisis akhlak dan degradasi moral karena nilai agama tidak lagi menjadi standar. “Yang dijadikan standar adalah nilai-nilai Hak Asasi Manusia, kesetaraan gender, nilai-nilai liberal. Seperti yang tertuang dalam Permendikbud Ristek No. 30 tahun 2021 yang kontroversi dimana itu legalisasi zina di kampus, legalisasi di kalangan pemuda,” imbuhnya.

Sementara itu, pembicara lainnya, Aktivis Muslimah Ratu Erma Rachmayanti mengungkapkan bahwa tidak ada satu pun tempat yang aman untuk generasi Muslim dalam sistem sekuler saat ini.

Karena itu ia mengingatkan pentingnya menyelamatkan generasi muda, calon pemimpin peradaban yang saat ini terjauhkan dari Islam. Semua itu terjadi, menurutnya, karena kehidupan saat ini tidak diatur oleh syariat Islam.

Mengutip penjelasan Syekh Mustofa al-Ghulayaini, Ratu mengatakan, sesungguhnya di tangan pemudalah urusan umat dan di kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat. Karenanya ia menilai, tak heran jika potensi pemuda menjadi rebutan antara rezim global dengan para pejuang perubahan.

Oleh sebab itu, Ratu Erma mengingatkan agar harta berharga (pemuda) itu diselamatkan. Caranya, pertama, menurutnya, harus ada kelompok yang berdakwah, melakukan amar makruf nahi mungkar. Kedua, lanjutnya, harus ada kesadaran konfrontatif dengan tsaqafah Islam. Ketiga, menciptakan role model pemuda Islam sebagai duta Islam melawan duta moderat. Keempat perlawanan opini dengan solusi Islam.[] Ika Kusuma

Artikulli paraprakKetika Hakim Menerima Suap, Keadilan pun Tergadai
Artikulli tjetërGenerasi Teler, Terjebak Pay later
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini