Panggilan Hati untuk Berbagi Ilmu yang Berarti

0
139

Oleh: Ummu Irul

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongann orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron: 104).

Ayat inilah yang mendorongku, mungkin juga sebagian kaum muslim untuk bergabung dengan jamaah kaum muslim yang seruannya adalah mengajak kepada kebaikan (Islam) dan mencegah kemungkaran (maksiat kepada Allah), atau yang telah familiar di telinga kita sebagai aktivitas dakwah.

Aktivitas itulah yang dilakukan oleh jemaah kaum muslim tersebut. Mereka getol mengajak kaum muslim di seluruh penjuru dunia untuk kembali kepada pemikiran dan perilaku Islam secara keseluruhan. Yaitu, tidak terbatas pada ibadah ritual belaka, tetapi juga dalam seluruh aktivitas sehari-hari. Baik terkait ekonomi, politik, pendidikan ataupun pertahanan keamanan, semuanya harus merujuk kepada akidah Islam. Artinya, semua yang dilakukan tidak sekadar dakwah ruhiyah (spiritual), tetapi juga dakwah siyasiyah (yang terkait dengan penyelesaian masalah hidup di dunia).

Jemaah tersebut juga mendorong kaum muslim agar percaya diri mengadopsi ajaran Islam secara keseluruhan, baik di ranah pribadi, masyarakat, maupun negara. Sebab, seluruh ajaran Islam itu aplikatif. Maknanya, seluruh ajaran Islam itu harus diterapkan/ditegakkan di bumi. Tidak boleh dipilah dan dipilih. Tidak boleh seperti kita sedang ikut makan prasmanan, yang disukai kita ambil, sementara yang tidak sesuai selera kita tinggalkan. Tidak boleh seperti itu, haram hukumnya!

Terkait hal tersebut, Allah sudah mewanti-wanti dalam ayat cinta-Nya, di antaranya,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al- Baqoroh: 208).

Sudah sangat jelas titah Sang Maha Sempurna, Allah Swt dalam ayat tersebut. Sayang faktanya, kita tak bisa memungkiri, di negeri mayoritas muslim ini pun masih terlalu banyak kaum muslim yang belum paham ajaran agamanya sendiri. Baik yang terkait dengan akidah siyasi ataupun akidah ruhiyah. Bahkan, masih banyak juga yang belum bisa membaca kitab sucinya (Al-Qur’an).

Bagaimana mau mengikuti petunjuk-Nya, jika belum bisa membaca Al-Qur’an, apalagi memahaminya? Nelangsa. Inilah PR kita bersama saat ini, sekaligus peluang mendulang pahala. Mumpung masih diberi kesempatan hidup di dunia ini, kita harus bergegas merengkuh mereka yang masih jauh dari Islam. Sebab, mereka adalah saudara-saudara kita. Pastilah tak tega membiarkan mereka dalam kubangan ketidaktahuan mengenai agama yang mereka peluk. Jika dibiarkan, mereka akan senantiasa berkutat pada pemikiran dan perilaku yang menyimpang dari Islam.

Berangkat dari fakta inilah, maka kita harus tetap memberikan peluang kepada siapa saja yang akan dan mau belajar Islam, baik terkait tsaqofah Islam ataupun tata cara membaca Al-Qur’an.

Mengapa kita harus bersusah payah menyebarkan ilmu, sementara kehidupan sendiri saja sudah cukup menyibukkan? Bukankah yang wajib berdakwah itu orang-orang yang sudah banyak ilmunya? Mungkin ada yang berpikir seperti itu. Namun, ingatlah sabda junjungan kita Nabi Muhammad saw.

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari)

Jadi, meski merasa ilmu masih cetek, tetap harus berdakwah. Di samping itu, dalam dakwah hendaknya tidak hanya membahas tentang ibadah mahdhoh, tetapi juga ghoiru mahdhoh. Tidak hanya menyampaikan Islam sebagian, tetapi menyampaikan Islam secara keseluruhan.

Omong-omong tentang dakwah, aku punya cerita. Kala itu di bulan Ramadan tahun 1443 H, kurang lebih setahun yang lalu ada sekelompok ibu-ibu melakukan tadarus Qur’an setiap malam di bulan Ramadan. Tempatnya di musala lingkungan.

Bermacam-macam kemampuan dari ibu-ibu para pembaca tersebut. Ada yang lancar, ada yang masih terbata-bata. Namun, semuanya sangat antusias untuk segera mengkhatamkan kitab suci di bulan suci.

Namun ternyata, melakukan sesuatu tidak boleh hanya bermodal semangat. Melainkan, mesti dibarengi dengan ilmu. Pengetahuan harus dalam genggaman agar tercapai hal yang diidamkan. Demikian pula tatkala kita ingin membaca Al-Qur’an. Tidak boleh sekadar membacanya dengan kencang dan tergesa-gesa, tanpa mengetahui kaidah cara membacanya.

Itu pula yang terjadi di tengah ibu-ibu jemaah kita ini. Mereka begitu semangat untuk terus mengkhatamkan bacaan Qur’an, tanpa memperhatikan rambu-rambu yang tertulis pada ayat-ayat-Nya. Misalnya, idghom, idzhar, iqlab, ikhfa’ dan sebagainya. Sifat-sifat dari tiap huruf pun banyak yang luput dari perhatian mereka. Padahal, hal tersebut harus disematkan pula pada masing-masing huruf.

Hingga akhirnya, salah satu dari ibu-ibu jemaah tadarus tersebut usul, “Bagaimana Ibu-Ibu kalau misalnya kita panggil ustadh untuk mengajari kita membaca Al-Qur’an dengan benar?”

Tak disangka, ternyata sebagian ibu-ibu segera menyahut, “Iya, Bu, saya setuju.” Yang lain pun menyahut, “Iya, Bu, saya mau ikut juga.”

Setelah mencapai kata sepakat di antara mereka, ibu yang smart itu kemudian menghubungiku agar mengajari mereka tahsin. Alhamdulillah, kesempatan didapat. Tiap hari Sabtu pagi, kami bertemu untuk tahsinul Qur’an. Kemudian, dilanjutkan dengan penyampaian materi-materi Islam guna menambah tsaqofah Islam.

Waktu terus bergulir, mengalir deras bagaikan air dari puncak menuju dasar, cepat sekali. Tak terasa, sudah setahun aku membersamai ibu-ibu jemaah tadarus musala RT sebelah tersebut. Masyaa Allah, betapa indahnya kebersamaan dengan saudari-saudari seiman. Kami mengkaji Islam bersama, muhasabah bersama, tersenyum bersama. Semoga kebersamaan ini sampai ke surga. Aamiin.

Sungguh ada rasa yang menyelinap di dada, antara bahagia dan syukur yang tak terhingga tatkala kita masih bisa berbagi hal-hal yang bermanfaat, termasuk ilmu. Pesan dari Nabi Muhammad saw. untuk menjadi renungan kita,
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad- Dariqutni)

Semoga Allah Swt. melapangkan hati kita agar mau dan istikamah untuk terus berbagi ilmu yang berarti (Islam). Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imron: 110,

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ …

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)

Untuk bisa menjadi umat terbaik, kita harus melakukan dakwah. Yaitu, dakwah Islam secara keseluruhan agar Islam segera diadopsi oleh seluruh penduduk bumi.

Artikulli paraprakRUU Kesehatan: Jembatan Menuju Liberalisasi Indonesia
Artikulli tjetërPR Besar Kemiskinan Papua
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini