Pemuda: Mau Rebahan Sampai Kapan?

0
436

Oleh: Mesi Awaliyah

Remaja—Waktu terus bergulir, tak ada kata mundur atau perputaran waktu kembali. Begitu pun kehidupan akan terus melaju, tak ada kata pengulangan, yang ada hanya penyesalan masa lalu dan penantian masa depan yang lebih baik. Sering kita mendengar slogan Barat yang mengatakan waktu adalah uang, sehingga mereka benar-benar menghargai waktu, satu detik pun tak mau ada waktu yang terlewatkan sia-sia.

Begitu pula pepatah Arab yang mengatakan waktu laksana pedang. Jika kita tidak mampu memanfaatkannnya, waktu sendiri yang akan menebas kita. Masih banyak ilustrasi lain yang menunjukan amat penting pemanfaatan waktu. Namun yang menjadi pertanyaan, kita manfaatkan untuk apakah nikmat waktu, umur yang telah Allah berikan kepada kita?

Ada yang memanfaatkanya dengan mencari kekayaan sebanyak-banyaknya. Ada juga yang memanfaatkanya dengan mengukir prestasi, karir, dan jabatan. Ada juga yang memanfaatkan hanya dengan nongkrong di pinggir jalan setiap hari untuk mencari kesenangan baru. Ada juga yang hanya memanfaatkanya dengan main game, nonton TV, makan tidur tanpa aktivitas lainnya.

Apalagi setelah momen pandemi ini, seolah virus corona masih terus menghantui rasa ingin rebahan, bersantai di rumah saja tanpa berbuat hal yang bermakna untuk kehidupannya. Apa iya kehidupan hanya untuk itu?

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba (pada hari kiamat) sehingga ia ditanya tentang umurnya digunakan untuk apa, masa mudahnya digunakan untuk apa …” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata: hadits ini hasan shahih)

Dari hadits tersebut, telah jelas bahwa apa pun yang kita lakukan di dunia ini seluruhnya akan dimintai pertanggungjawaban, tidak ada waktu yang terlewatkan walau hanya satu detik. Allah pun mengkhususkan pertanyaan tentang pemanfaatan masa mudah yang digunakan untuk apa? Bukan masa anak-anak atau masa tua yang Allah pertanyakan, melainkan masa muda. Karena, masa muda adalah masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Hal ini merupakan nikmat luar biasa yang Allah berikan dan seharusnya dimanfaatkan dengan hal terbaik untuk meraih ridho Allah.

Sosok pemuda selalu menjadi pembicaran, sosok yang menjadi banyak harapan umat, sosok yang selalu digambarkan dengan sosok yang luar biasa. Ir. Soekarno pun berkata tentang pemuda, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Wajar jika pemuda selalu disematkan dengan predikat agent of change karena memang kekuatanya luar biasa. Majunya suatu bangsa tergantung pada pemudanya. Bangkitnya peradaban Islam 1300 tahun yang lalu karena perjuangan para pemuda. Sama halnya seperti sekarang akan bangkitnya kembali kejayaan Islam itu ada di tangan pemuda.

Apakah pemuda mau berjuang jiwa dan raga sehingga kemenangan ini segera tiba atau rebahan dengan gadget dikamar hingga kemenangan ini terus tertunda? Saking luar biasanya sosok pemuda ini, Allah pun memberikan tempat naungan istimewa untuk para pemuda. Sebagaimana hadits Nabi:

“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allâh dibawah naungan ‘arsy-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan Allâh Azza wa Jalla (yaitu): imam yang adil; pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allâh Azza wa Jalla …” (HR. Al-Bukhâri dan Muslim)

Dalam Islam, banyak para pemuda yang mengukir prestasi yang memanfaatkan peran dan gelar pemudanya dengan baik, di antaranya Ali bin Abi Thalib bersama sahabat lainnya yang masuk Islam dan berjuang bersama Rasul di usia muda. Sebut saja
Usama bin Zaid (18 tahun) yang memimpin pasukan menghadapi pasukan terbesar di masa itu, pasukan Romawi.

Ada Sa’ad bin Abi Waqqash (17 tahun) yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Ada pula Al-Arqam bin Abil Arqam (16 tahun) yang menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul Saw. selama 13 tahun berturut-turut. Ada juga Zubair bin Awaam (15 tahun) yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah.

Sahabat lainnya adalah Zaid bin Tsabit (13 tahun) penulis wahyu, menjadi penerjemah Rasul Saw, hafal Al-Qur’an dan ikut dalam kodifikasi Al-Qur’an. Ada Atab bin Usaid (18 tahun) yang diangkat Rasul Saw sebagai gubernur Makkah. Begitu pula sahabat Mu’adz bin Amr bin Jamuh (13 tahun) dan Mu’awiz bin ‘Afra (14 tahun) yang membunuh Abu Jahal di Perang Badar. Nerikutnya Thalhah bin Ubaidilah (16 tahun) yang berbait untuk mati demi Rasul Saw pada Perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng bagi Nabi.

Lantas pasa masa kejayaan Islam yang jauh dari kehiduoan Nabi, ada Muhamad Al-Fatih (22 tahun) yang menaklukan Konstatinopel ibu kota Romawi Timur. Ada puka Abdurahman Annhasir (21 tahun) pada masa Andalusia mencapai puncak keemasan, dia menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains. Ada pula Muhamad Al-Qosim (17 tahun) yang menaklukan India, dia sebagai seorang jenderal agung pada masa
Umar bin Abdul Aziz menjadi kholifah saat umur 37 tahun.

Daei kalangan ulama mazhab, ada Imam Syafi’i, usia 11 tahun sudah menjadi guru dan diminta fatwa oleh umay. Ada Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani yang sudah dipercaya menjadi qodi saat usia muda. Masih banyak lagi pengukir peradaban lainnya.

Dengan banyak peran, fungsi, tanggung jawab, serta keutaman luar biasa pada pemudah ini, masikah kita hanya mau berdiam diri, menyia-nyiakan waktu terlewatkan begitu saja? Tidakkah kita ingin mengukir sejarah peradaban dengan nama kita? Manfaatkanlah waktu luang dengan kebaikan karena jika kita tidak disibukkan dalam kebaikan, tentu kita akan disibukan pada hal-hal yang sia-sia yang tidak ada manfaat.

Wallahu a’lam bissowab.

Artikulli paraprakIroni Pernikahan Dini akibat Seks Bebas di Riau
Artikulli tjetërArogansi Sang Oknum TNI
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini