Oleh: Nita Karlina (Relawan Opini)
Linimasanews.com—Arab Saudi merupakan negeri yang memiliki penduduk mayoritas umat muslim di dunia. Selain itu, Arab Saudi juga dianggap sebagai titik tolak penyebaran agama islam di dunia. Bahkan, terdapat dua kota suci di Arab saudi, yaitu Makkah dan Madinah. Namun, baru-baru ini, media sosial digemparkan dengan berita tentang perayaan halloween di Riyadh, Arab Saudi.
Seperti yang dilansir oleh Merdeka.com, (30/10/2022). Warga Arab Saudi ikut merayakan Halloween, pesta yang identik dengan budaya Barat. Warga berkumpul di Boulevard Riyadh yang disulap menjadi tempat penyelenggaran “Pekan Menyeramkan/Scary Event.” Mereka memakai berbagai kostum sesuai tema acara yang berlangsung pada Kamis dan Jumat.
Dikutip dari laman Arab News, Minggu (30/10), pengunjung bisa masuk gratis ke Boulevard dengan syarat harus memakai kostum mengerikan. Salah satu warga, Abdulrahman, datang dengan kostum makhluk mitologi Amerika Utara, Wendigo. Abdulrahman baru pertama kalinya merayakan Halloween di negaranya. “Ini perayaan keren, jujur, dan ada spirit kegembiraan. Soal haram atau halal, saya tidak tahu soal itu. Kami merayakannya untuk seru-seruan dan itu saja,” ujarnya kepada Arab News.
Pengunjung lainnya, Khaled Alharbi datang bersama keluarganya, memakai kostum dokter dan perawat yang dipenuhi darah. Alharbi juga membawa anggota keluarganya berusia dua tahun yang memakai baju penyihir. “Perbuatan tergantung niat. Saya ke sini cuma untuk bersenang-senang,” kata Alharbi. “Tahun lalu saya melewatinya, jadi sekarang saya tidak akan melewatinya,” kata warga lainnya, Ameera yang datang berkostum penyihir.
Miris, melihat negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, dan menjadi kiblat umat muslim sedunia ikut merayakan halloween. Perayaan halloween bukanlah berasal dari Islam, melainkan budaya Barat. Parahnya lagi warga di sana antusias dalam menyambut perayaan tersebut.
Riyadh yang merupakan Ibu Kota Arab Saudi, menggelar acara perayaan halloween, wajib kita tolak. Umat Islam sudah selayaknya membela negeri suci tersebut, dengan mengecam tindakan yang dilakukan oleh masyarakat arab di sana. Perayaan Halloween tidak mungkin terjadi begitu saja. Terjadinya perayaan tersebut sudah pasti karena ada izin dari pemerintah di sana. Jika pemerintah melarang, pasti tidak akan terjadi Perayaan Halloween tersebut. Maka, umat muslim pun wajib mengkritisi kebijakan penguasa di Arab Saudi.
Dengan adanya Perayaan Halloween di Riyadh, menunjukan bahwa ada indikasi pelecehan terhadap negeri muslim terbesar di dunia, yang mana di sana adalah kiblat bagi umat muslim seluruh dunia. Negeri yang diberkahi, karena terdapat 2 kota suci yaitu Makkah dan Madinah, serta pusat kaum muslim berkumpul untuk melaksanakan ibadah haji. Namun, dengan adanya perayaan ini akan sangat menyakiti hati seluruh umat muslim, karena itu sama saja seperti menodai agama mereka sendiri.
Tak hanya itu, masyarakat di sana pun sangat antusias menyambut perayaan tersebut. Mereka tidak mengerti apakah itu boleh atau tidak dalam Islam. Ini menunjukkan lemahnya akidah atau pemahaman umat muslim saat ini. Budaya-budaya Barat dengan mudahnya masuk ke tengah-tengah mereka.
Kapitalisme berhasil menjauhkan penganutnya jauh dari agama mereka sendiri. Nilai-nilai Islam mulai ditinggalkan, sehingga paham budaya Barat mudah merasuki tubuh mereka. Mereka tak lagi melihat halal dan haram, dibolehkan atau tidak dalam syariat, sehingga nilai-nilai Islam pun mulai terkikis.
Perayaan Halloween akan membawa dampak buruk bagi generasi muslim kita, khususnya generasi di Arab Saudi itu sendiri. Sebab, dengan adanya Perayaan Halloween di Arab, mereka menganggap perayaan ini ternyata boleh dilakukan. Yang pada dasarnya, perayaan tersebut tidak boleh dilakukan karena bukan berasal dari Islam.
Maka, syariat Islam melarang kaum muslim untuk mengikuti perayaan halloween. Dalam syariat Islam, segala sesuatu yang diperingati secara berkala, maka itu termasuk hari raya. Meskipun di sana tidak ada unsur ibadah atau ritual kesyirikan, bahkan meskipun isinya hanya main-main dan iseng, tetap harus waspada. Terlebih ketika perayaan semacam ini dihiasi dengan gambar yang melambangkan pasukan iblis yang jelas-jelas itu adalah musuh kita semua.
Dalam Islam, turut merayakan hari raya sekelompok umat, sama dengan meniru kebiasaan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من تشبه بقوم فهو منهم
“Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (Hadis shahih riwayat Abu Daud)
Tak hanya itu, mengikuti hari raya mereka termasuk bentuk loyalitas dan menampakkan rasa cinta kepada mereka. Padahal, Allah melarang kita untuk menjadikan mereka sebagai kekasih. Terlebih, dalam Perayaan Halloween diiringi dengan membangga-banggakan setan. Memasang semua gambar setan di setiap aksesoris mereka.
Meskipun tidak ada unsur ritual peribadatan, perayaan orang kafir tidak boleh dimeriahkan orang mukmin. Sebagaimana ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di Kota Madinah, penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan Mihrajan. Beliau pernah bersabda di hadapan penduduk madinah,
قدمت عليكم ولكم يومان تلعبون فيهما إن الله عز و جل أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الفطر ويوم النحر
“Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal, Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; Idulfitri dan Iduladha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i)
Maka sudah jelas bahwa Halloween adalah perayaan orang kafir yang sejatinya umat muslim haram untuk mengikutinya. Perayaan tersebut harus dijauhkan bahkan dihilangkan dari negeri-negeri muslim, sebab akan merusak akidah generasi kita. Saatnya kita menyadari bahwa Islam mulai terpuruk saat ini. Akidah kaum muslim mulai terkikis, hukum-hukumnya pun mulai ditinggalkan. Maka, sudah menjadi kewajiban kita untuk mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru negeri agar Islam kembali dengan kejayaannya dan menjadi mercusuar bagi seluruh umat manusia.
Wallahu a’lam bishowwab.