Pluralisme, Toleransi Kebablasan

0
490

Oleh: Novriyani, M.Pd.
(Praktisi Pendidikan)

Allah mencela orang-orang yang berpaling dan mencari agama selain agama Allah. “Bisa jadi saat mereka hidup, mereka bebas bicara, tetapi mereka pasti mati dan akan diadili di hadapan Allah dengan hukum Allah.” (K.H. Rochmat S. Labib).

Linimasanews.com—Pernyataan yang diungkapkan oleh Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menuai kontroversial dan menjadi perbincangan publik. Pasalnya, Letjen TNI tersebut mengungkapkan bahwa semua agama adalah benar di mata Tuhan. Diketahui Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 9/Langlang Buana Kostrad di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Beliau menyampaikan pesan kepada para prajuritnya untuk menghindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan (Tribunnews.com, 17/9/2021).

Pernyataan ini ditanggapi oleh berbagai kalangan politisi. Salah satunya Wakil Ketua MUI Anwar Abbas yang berkomentar atas pernyataan tersebut. Beliau mempertanyakan hal mendasar Tuhan tentang agama mana yang menganggap bahwa semua agama sama di mata-Nya. Dalam hal ini, Jenderal Dudung telah menyimpulkan sesuatu yang memang tidak sama, kemudian dikatakan sama. Padahal setiap agama memiliki Tuhan, kitab, dan cara ibadah masing-masing. Setiap agama juga memiliki keyakinan bahwa agamanyalah yang benar.

Sungguh, pernyataan yang telah menyimpang dan melenceng dari akidah. Jika suatu agama dapat dikatakan sama, maka ini berarti setiap agama memiliki Tuhan yang sama juga. Jika setiap agama dikatakan sama, lalu mengapa ada sebutan orang kafir dan orang beriman? Seolah ungkapan tersebut tidak salah karena akibat menimbang dari sudut pandang kebangsaan bukan agama. Lantas, apakah kita yang sebagai muslim tetap meyakini hal ini yang menganggap semua agama sama? 

Sebagai seorang muslim, kita menyadari bahwa paham yang menyatakan semua agama adalah benar (pluralisme) adalah produk Barat. Pluralisme terus digaungkan untuk merusak akidah umat. Dengan dalih toleransi dan menghargai perbedaan setiap umat beragama. Mereka mengklaim semua agama sama dan tidak boleh merasa bahwa agamanya yang paling benar. Inilah narasi toleransi kebablasan yang menciptakan kerusakan akidah di tengah-tengah umat.

Upaya Barat untuk terus meracuni umat Islam dengan berbagai paham isme. Seperti halnya pluralisme merupakan bentuk dari perjuangan Barat untuk terus menjauhkan ajaran Islam dari kehidupan. Ketika Islam tidak lagi ada dalam tubuh umat, maka tidak akan terwujud suatu kebangkitan Islam. 

Dalam sistem demokrasi, masyarakat dilarang untuk fanatik terhadap agama. Masyarakat diminta untuk beragama biasa-biasa saja. Jika cenderung lebih taat beragama, maka akan dicurigai dan dianggap radikal. Setiap orang dituntut tetap harus menjaga nilai-nilai kebangsaan dan toleransi dalam beragama.

Sedangkan dalam Islam, akidah merupakan kunci keselamatan bagi orang-orang yang beriman terhadap Allah SWT. Jika akidah seorang muslim rusak dengan berbagai paham dari Barat, termasuk mengakui bahwa semua agama itu benar, maka seorang muslim dapat jatuh ke dalam kekafiran, kefasikan, bahkan kemusyrikan. Allah SWT. berfirman:

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (TQS. Ali-Imran: 85)

Allah SWT. mengingkari melalui firman-Nya terhadap orang yang menghendaki sebuah agama selain agama Allah yang diturunkan melalui kitab-Nya dengan perantara para rasul yang diutus-Nya. Agama Allah itu adalah yang memerintahkan hanya menyembah kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, baik dengan suka maupun terpaksa. Sehingga, umat harus sadar, akidah dan syariat Islam merupakan kunci kebangkitan Islam. Dengan berpegang teguh kepada keduanya, umat akan tampil sebagai umat terbaik yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Wallahu a’lam.

Artikulli paraprakKesaktian Kartu Vaksin
Artikulli tjetërHilangnya Empati di Tengah Pandemi
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini