Suara Pembaca
Publik sedang dihebohkan dengan misteri kematian satu keluarga di Kalideres, dua jasad keadaan mengering dan tak ada sisa makanan di lambung yang terungkap dari hasil forensik. Adapun kini kesaksian warga ungkap fakta soal satu keluarga tewas di Kalideres: sudah murung sejak Agustus, Senin (14/11). Polisi kembali datangi rumah mendiang Rudyanto di Perumahan Citra Garden Kalideres Jakarta Barat.
Apa yang Anda pikirkan soal berita misteri kematian satu keluarga di Kalideres? Tentunya kita turut prihatin dengan kejadian ini. Di mana para tetangga itu, baru mengetahui kejadian ini setelah mencium aroma bau busuk dari rumah tersebut setelah tiga minggu. Apalagi dalam kehidupan sekuler saat ini akan kita jumpai sikap individualis dan maraknya gaya hidup hedonisme yang memengaruhi pemikiran masyarakat saat ini. Sehingga, dalam masyarakat sekuler ini kurang adanya rasa empati maupun rasa persaudaraan di antara keluarga maupun tetangga dalam satu kawasan perumahan.
Terlebih lagi, dalam balutan kapitalisme sekuler, masyarakat disibukkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin sulit. Dalam sistem ekonomi kapitalisme itu, gaji digunakan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, beban pendidikan maupun beban kesehatan yang tinggi. Apalagi diwarnai dengan PHK yang lumayan tinggi jumlahnya setelah adanya pandemi covid-19. Tentunya, masyarakat disibukkan dengan urusan pribadi dan tidak ada waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga satu kawasan perumahan. Inilah salah satu potret buram masyarakat sekuler.
Parahnya, masyarakat sekuler itu akan memisahkan agama dalam kehidupan sehari-hari. Agama hanya digunakan untuk mengatur urusan ibadah saja. Sedangkan urusan kehidupan, mereka bebas bertingkah laku dan tidak menggunakan agama sebagai pedoman hidup berkeluarga, bertetangga, maupun dalam aturan sosial masyarakat sekitar. Maka, akan banyak dijumpai maraknya pergaulan bebas, narkoba, tidak adanya rasa kepedulian terhadap sosial kemanusiaan, maupun kasus KDRT. Inilah contoh kecil dari potret buram masyarakat sekuler.
Hal ini berbeda dengan Islam, di mana perhatian terhadap keluarga dan tetangga sangat kuat. Bahkan, kepedulian terhadap keluarga dan tetangga ini dikaitkan dengan masalah keimanan. Bahkan Rasulullah Saw. telah mencontohkan terkait hidup berkeluarga maupun bertetangga itu harus rukun dan adanya persaudaraan. Kita mengenal adanya ukhuwah Islamiyah. Kaum Muslim bagaikan satu tubuh, jika ada satu bagian yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan rasa sakit.
Inilah indahnya ajaran Islam jika diterapkan dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga, maupun bermasyarakat. Tentunya, ini bisa menjadi solusi terkait potret buram masyarakat sekuler saat ini. Di mana Islam itu bisa menjadi rahmat bagi manusia dan alam semesta.
Puji Yuli