Ramadhan: Momentum Membentuk Keluarga Bertakwa

0
94

Oleh: Rizki Ika Sahana (Aktivis Muslimah, Pemerhati Persoalan Perempuan, Keluarga, dan Anak)

Siapa yang tak menginginkan keluarga yang hangat, penuh kasih sayang, terlebih shalih lagi bertaqwa? Kita semua pasti sangat mendambakannya, ya, Bun? Terutama, di zaman serba edan dengan level kerusakan yang dahsyat luar biasa ini.

Kehidupan keluarga yang dipenuhi keberkahan dan diliputi kemuliaan tentu menjadi harapan dan cita-cita semua orang. Dengan itu, minimal mampu menjadi benteng terakhir dalam menghadapi berbagai kebobrokan yang terjadi di luar sana.

Karenanya, momen Ramadhan menjadi asa terbesar yang tak boleh dilewatkan. Sebab, ada banyak peluang, juga pahala berlipat yang Allah janjikan bagi orang beriman. Memanfaatkan momen Ramadhan untuk memupuk dan mengokohkan ketakwaan keluarga bukan hanya tepat, tapi juga menguntungkan.

Bagaimana tidak? Di momen Ramadhan, ghirah (semangat) Islam meningkat. Masjid-masjid semarak dengan berbagai agenda. Media pun bersolek agar lebih islami dibanding sebelumnya. Ajakan dan acara-acara mengkaji Islam yang digelar secara online di media sosial menjelang dan selama Ramadhan pun sangat banyak lagi beragam. Ini adalah atmosfer yang baik untuk mengondisikan keluarga agar senantiasa berada dalam nuansa iman dan amal saleh.

Momen Ramadhan yang istimewa dengan berbagai keutamaannya, termasuk ganjaran besar yang Allah janjikan, menjadi motivasi tersendiri bagi anggota keluarga untuk sebanyak-banyaknya beramal shalih. Sehingga, tidak perlu effort besar mengajak anggota keluarga menunaikan berbagai amal ibadah di momen spesial ini.

Meski demikian, upaya strategis dan terencana untuk membangun keluarga bertakwa tak boleh ditinggalkan. Sebab, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas upaya yang sejatinya berada di ranah kendali manusia ini, Bun. Kita akan ditanya tentang seberapa serius mengusahakan penjagaan keluarga kita dari ancaman api yang menyala-nyala.

Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [QS at-Tahrîm/66:6]

Nah, untuk itu, kita harus melakukan setidaknya 4 langkah ini, Bun. Pertama, membentuk mindset yang benar akan visi hidup manusia. Kedua, memberi teladan yang baik kepada seluruh anggota keluarga. Ketiga, senantiasa mengajak dan mengondisikan rumah dengan berbagai ketaatan. Keempat, mendoakan anggota keluarga agar Allah mudahkan mengadopsi kebenaran dan istiqomah dalam mengarunginya.

Membentuk mindset terkait visi hidup, bisa dilakukan dengan dialog, diskusi, mendengarkan kajian bersama, atau membuat forum khusus di waktu tertentu yang disepakati seluruh anggota keluarga. Ini harus dilakukan secara rutin, sehingga mindset yang terbentuk semakin kokoh dan mengkristal dalam diri setiap anggota keluarga.

Memberi teladan tak kalah penting. Terlebih, bagi anak-anak, figur di dunia nyata yang bisa mereka indera adalah hal yang sangat dibutuhkan. Mereka akan dengan mudah memahami baik-buruk, benar-salah jika ada sosok riil yang bisa mereka contoh secara langsung.

Berikutnya, orang tua tidak boleh bosan mengajak dan terus mengajak anak berperilaku baik. Karena, alamiahnya anak-anak membutuhkan pengulangan untuk memahami. Wajar jika sekali, dua kali atau bahkan hingga puluhan kali kita sampaikan, mereka belum juga paham. Sebab, akalnya memang sedang berkembang dan belum sempurna. Di fase ini, bersabar adalah yang terbaik.

Sejalan dengan semua upaya dan strategi yang sudah kita lakukan, maka berdoa memohon kebaikan dan keberhasilan sungguh sangat dianjurkan. Ibarat sambil menyelam minum air, maka sambil berupaya kita pun tak melupakan doa. Bagaimanapun kerasnya upaya kita, tetap Allah yang menentukan hasilnya. Sehingga kita pun seharusnya tak henti mengetuk pintu langit memohon agar anggota keluarga diberi petunjuk, dibukakan pintu hati dan akalnya untuk menerima kebenaran.

Insya Allah, dengan melakukan minimal 4 hal di atas, kita bisa berharap mampu mengokohkan ketakwaan keluarga di momen Ramadhan yang mulia ini. Semoga Allah memberi kemudahan dalam setiap ikhtiar kita, ya, Bun.

Artikulli paraprakFood Estate: Pencitraan atau Solusi?
Artikulli tjetërMenilik Berulangnya Kasus Pelecehan Anak di Kota Layak Anak
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini