Rusia Resmi Resesi, Bagaimana dengan Indonesia?

0
221

Suara Pembaca

Rusia masuk ke dalam jurang resesi. Inilah yang terjadi pasca melemahnya ekonomi Rusia selama lebih dari satu tahun atau melemahnya dua kuartal berturut-turut. Salah satu lemahnya ekonomi ini ditandai dengan penurunan penjualan di 5.800 perusahaan Rusia, ketergantungan Rusia akan ekspor energi hingga mengambil 40% dari pendapatan negara, dan yang lainnya.

Resesi Rusia yang juga merupakan dampak dari perseteruannya dengan Ukraina harusnya menjadi evaluasi bagi Indonesia. Diketahui hingga kini, Indonesia masih tergantung pada impor dari beberapa komoditas termasuk komoditas pangan dan energi. Meski IMF memperkirakan ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh pada tahun 2023 nanti, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi perekonomian global sedang tidak baik-baik saja.

Kondisi perekonomian global yang rawan inflasi dan resesi merupakan dampak diterapkannya sistem ekonomi kapitalis yang juga berbasis kepada sektor ekonomi non riil. Negara penganut ekonomi kapitalis masih menjadikan saham, riba, fiat money dan sejumlah unsur lainnya dalam menjalankan roda ekonomi.

Padahal, dalam pandangan Islam, sistem ekonomi harus bertumpu kepada sistem ekonomi riil dan menggunakan mata uang berbasis emas dan perak. Hal ini karena emas dan perak memiliki nilai yang stabil sehingga mampu terhindar dari inflasi. Sedangkan riba di dalam sistem ekonomi juga merupakan hal yang harus dihindari karena merupakan sesuatu yang diharamkan dan dilarang keras oleh Islam. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275:

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

Oleh karena itu, adanya resesi Rusia seharusnya menjadi pelajaran penting bagi Indonesia agar tidak menjadikan sistem ekonomi kapitalis sebagai sistem ekonomi negara. Tak hanya itu, untuk menghindari resesi, Indonesia juga membutuhkan sistem pemerintah Islam yang memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan agar sesuai dengan syariat Islam.

Firda Umayah

Artikulli paraprakBullying, Potret Buram Dunia Pendidikan dalam Sistem Kapitalisme
Artikulli tjetërKepri, Tapal Batas dan Sebuah Ironi
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini