Oleh: Umi Rizkyi (Komunitas Menulis Setajam Pena)
Linimasanews.com—Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan kebudayaan/Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. mendorong masyarakat di Maluku untuk gemar mengonsumsi ikan. Terlebih lagi bagi anak-anak sebagai upaya pencegahan sekaligus percepatan penurunan stunting.
“Untuk penurunan stunting yang dibutuhkan itu asupannya terutama protein hewani. Ikan laut dalam kan segar-segar,” jelas Muhadjir Effendy dalam Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrim di Provinsi Maluku yang digelar secara daring, Rabu (08/03/2023).
“Hal ini bisa mempercepat penurunan stunting di Ambon. Makanya anak Ambon pinter-pinter karena banyak makan ikan,” kata Muhadjir Effendy lagi.
Kabupaten Buru Selatan memiliki prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, yaitu mencapai 41,6 persen. Angka ini naik 2,5 poin dari tahun sebelumnya, yaitu 39,1 persen.
Sementara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar menempati peringkat kedua dengan prevalensi stunting 31,5 persen. Kemudian, Kabupaten Kepulauan Aru menempati posisi ketiga dengan prevalensi stunting 28,1 persen.
Sesungguhnya, stunting semestinya tidak terjadi karena di wilayah tersebut dekat dengan laut yang otomatis penduduknya bisa mengonsumsi ikan laut setiap hari, tanpa harus membeli dengan harga mahal atau harus jauh-jauh untuk mendapatkan ikan laut. Jumlah ikan laut pun melimpah ruah. Namun, faktanya berbanding terbalik. Buktinya, ada tiga kota yang mengalami peningkatan stunting.
Beginilah jika sebuah negara menerapkan sistem kapitalis buatan manusia. Sistem ini hanya memikirkan untung dan rugi semata. Negera hanya sebagai regulator, bukan sebagai pelayan bagi rakyatnya.
Hal ini sungguh berbeda dengan sistem Islam. Islam memiliki konsep yang unggul tiada tandingannya. Dalam Islam, tugas negara adalah melayani dan mengurusi rakyatnya serta bertanggung jawab menjamin pemenuhan semua kebutuhan dasar rakyatnya. Kebutuhan sandang, pangan dan papan adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh negara bagi setiap warga negaranya.
Oleh karena itu, negara akan memilih orang-orang yang amanah, bertanggung jawab, disiplin, cermat, dan pastinya ahli di bidangnya masing-masing. Ketika ada suatu program tertentu dari pemerintah, mereka akan menjalankannya dengan amanah, penuh tanggung jawab dan rasa taat kepada pemimpin yang tinggi.
Dalam sistem ekonomi, Islam mengatur pengelolaan SDA yang merupakan harta milik umum. Kepemilikannya tidak boleh diserahkan pada asing ataupun swasta. Negara wajib mengelola seluruh SDA dan menyalurkan hasilnya kepada rakyat. Dengan demikian, negara akan memiliki cukup dana untuk memastikan setiap individu tidak kekurangan, apalagi mengalami stunting.
Pendapatan negara dari pos lainnya, seperti fa’i, kharaj, jizyah, ghanimah juga dipakai untuk keperluan negara, termasuk upaya untuk mencegah terjadinya kekurangan bagi setiap rakyatnya, termasuk masalah stunting ini.
Adapun cara untuk mengatasi masyarakat fakir, miskin, dan terlilit utang, negara akan menyalurkan bantuan dari pos zakat, selama mereka masuk ke dalam delapan orang yang berhak mendapatkan zakat. Selain itu, negara juga akan memberikan bantuan langsung kepada rakyatnya. Misalnya, dana untuk usaha atau bahkan memberikan kesempatan/peluang besar untuk membuka lapangan pekerjaan.
Oleh karena itu, dalam memenuhi kehidupan, seseorang akan menjadi lebih baik. Ketika masyarakat tidak lagi hidup kekurangan, mereka sudah mampu memenuhi kebutuhan, termasuk memenuhi asupan gizi anak-anaknya. Sehingga, stunting tak akan terjadi, terlebih separah saat ini.
Di samping itu, negara akan membangun fasilitas kesehatan yang memadai dan merata. Tidak hanya di kota, tetapi juga di pelosok desa. Dengan demikian, petugas kesehatan akan bekerja secara maksimal untuk melayani kebutuhan kesehatan rakyatnya.
Tidak kalah penting, adanya penegakan sistem sanksi. Islam akan memberikan sanksi tegas bagi siapa pun yang menyalahgunakan dana rakyat, tidak amanah, tidak jujur dan bertindak semaunya. Walhasil, tidak ada yang berani berlaku curang dalam menjalankan amanah yang telah diembannya.