Oleh. Afiyah Rasyad
Sepiring karakter terhampar
Baik buruk berjajar
Terpuji tercela beredar
Dari warna rambut yang berpendar
Sehelai rambut dianggap menjadi magnet pemersatu
Dianggap mumpuni dan bermutu
Tanpa tahu dengan siapa kebijakannya bersekutu
Digadang-gadang jadi orang nomor satu
Aroma kecurangan telah tercium
Bisa dikatakan jauh dari kata harum
Lisan dan idenya laksana setrum
Menyengat dan menyobek kebenaran yang mulai ranum
Tak sekadar rambut
Kondisinya masih karut marut
Masalah demi masalah kian kusut
Retorika tersulam plintat-plintut
Rambut seorang tetua
Laksana perangai boneka
Tertitah ke mana suka
Norma agama ditinggalkan jua
Terjebak dalam pencitraan
Berbangga dengan modal ketenaran
Arus liberalisasi tampak dibiarkan
Merusak segala lini kehidupan
Tak sekadar rambut
Pada Pencipta harus ada rasa takut
Menghilangkan segala kezaliman akut
Tak menjadi musuh dalam selimut