Tawakal

0
450

Oleh: Choirin Fitri

Ragaku tak seperti biasanya. Kepala terasa berat seakan dihantam gada. Rasanya pening luar biasa. Perut pun rasanya tak mau diajak kompromi, seakan ingin memuntahkan segala yang ada.

“Aaah, mungkin masuk angin atau asam lambungku kambuh,” Pikirku.

Minum air panas plus madu, herbal untuk masuk angin. Bahkan, air panas kukompreskan ke badanku serasa tak mempan. Aku mulai menggigil. Hidung gatal tapi sulit bersin. Tenggorokan seperti tercekik. Aku batuk tapi tak ada dahak.

“Apakah aku terserang si virus?” Pikiranku mulai mengarah pada wabah yang belum berakhir.

Tapi, sisi yang lain menyangkal, “Kan, nggak berinteraksi dengan si sakit. Tenang cuma sakit biasa kok!”

Nyatanya dari hari ke hari bukannya membaik, ragaku memberontak. Aku pun limbung dan menyerah untuk dilakukan tes. Positif thinking terus kulakukan. Innalilahi wa inna ilaihi raaji’un. Semua datang dari Allah dan akan kembali pada-Nya. Aku positif. Si virus bersarang dalam tubuhku.

Air mataku meleleh. Badanku terguncang karena suara tangis yang tak mampu kutahan. Aku harus menerima takdir bahwa aku harus diisolasi, jauh dari sanak saudara. Daripada aku menjadi sumber sakit bagi mereka.

Sendiri. Ya, aku merasa sendiri, seakan terbuang dari mereka yang tersayang. Namun, itu hanya pikiran picikku. Orang-orang tersayang tetap membersamaiku dengan caranya. Berbagai obat-obatan dan vitamin peningkat imun dikirimkan. Makanan, camilan, minuman tak berhenti diberikan. Asupan semangat yang kuterima dari ponsel tak pernah berhenti mengalir.

Nyatanya aku tak sendiri. Ada banyak orang di sini yang harus menerima kenyataan bahwa takdir disapa virus harus diterima. Bahkan, mungkin mereka jauh lebih merasakan sakit dibandingkan aku.

Sebuah catatan indah terkirim lewat aplikasi hijauku. Seorang sahabat taat.

[Semoga ujian ini makin meningkatkan kualitas iman dan takwa anti ya dek!]

[Allah ngasih kesempatan untuk anti istirahat dari mengejar dunia. Kini saatnya anti mengejar akhirat yang mungkin selama ini belum maksimal.]

[Yuk, isi saat-saat isolasi dengan makin mendekatkan diri pada Allah ya dek!]

[Perbanyaklah salat, doa, tilawah, baca Qur’an plus terjemah, nambah ilmu Islam!]

[Targetkan khatam plus terjemahan selama isolasi ya dek!]

[Yassarallah… ❤️❤️❤️]

Pesan-pesan indah itu menjadi pelecut semangat untuk sembuh bagiku. Meski rasanya kematian seakan selalu membayangi. Tapi, aku senantiasa enggan putus harapan. Aku meminta pada Allah agar diberikan kesempatan untuk menghapus dosa dan menjaring pahala lebih baik dari yang lalu.

Pagi ini notifikasi di aplikasi hijauku tampak merah. Seseorang yang kutunggu menyapaku.

[Gimana baca Qur’annya? Udah sama terjemahannya?]

Pertanyaan ini membuatku berkaca-kaca. Ada banyak yang kurasakan. Sedih campur seneng ketika bertemu ayat ampunan Allah, Allah mendengar hamba-Nya, dll. Sedih kalau bertemu ayat-ayat ancaman. Merasa sudah jelas ayat-ayat-Nya adalah berisi perintah Allah, tapi nyatanya diri masih sering lalai. Apalagi saat mendapati cerita-cerita umat terdahulu pada masa sebelum Nabi Muhammad yang di azab karena ingkar, rasanya ingin menangis sejadi-jadinya. Khawatir diri ini masuk kategori manusia yang layak di azab.

Astaghfirullah. Hanya pada Allahlah aku memohon ampunan. Karena Dialah Maha Pengampun atas segala dosa hamba-Nya. Rasanya aku harus berterima kasih pada si virus. Berkat, makhluk Allah yang amat imut ini, aku bisa merasakan nikmatnya salat, zikir, ngaji di tempat isolasi ini. Biasanya, nikmat berdekatan dengan-Nya kurasakan biasa saja. Tapi, di sini istimewa.

[Insya Allah setelah Allah cabut si virus, Allah akan jadikan anti lebih baik dek.]

“Aamiin. Kabulkanlah ya Rabb,” balasku dengan air mata yang sulit kutahan.

Aaahh, aku jadi makin cengeng. Merasakan betapa Allah Maha Luar Biasa. Bahkan, ia hadiahkan 2 ayat cinta-Nya yang tak sanggup aku bantah saat aku bertilawah surat An-Nahl ayat 98-99:

فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

98. Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.

اِنَّهٗ لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

99. Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.

“Ya Rabb, jadikanlah aku orang yang beriman, berserah diri, bertawakal hanya pada-Mu!”

Batu, 14 Juli 2021

Artikulli paraprakIlusi Kesejahteraan dalam Sistem Kapitalis
Artikulli tjetërMenakar Hukum Bagi Pengguna Narkoba
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini