Tokoh Probolinggo dan Pasuruan Peduli Generasi

0
147

Reportase—Sabtu 31 Desember 2022 telah diselenggarakan event Muhasabah Akhir Tahun 2022 dengan tema “Peduli Generasi Pemimpin Umat.” Masya Allah, acara ini disambut dan dihadiri puluhan ribu peserta dari berbagai kalangan masyarakat di seluruh Nusantara termasuk tokoh di Probolinggo dan Pasuruan. Pelajar, mahasiswa, aktivis, guru, dosen, praktisi berbagai bidang, dan mubaligah turut menghadiri acara ini.

Ustadzah Yuli Kusumadewi sebagai pembawa acara membuka acara penuh berkah ini pada pukul 08.30 WIB. Selanjutnya pembacaan ayat suci Al Qur’an surah Az-Zariyat ayat 56, surah Al-Baqarah ayat 30, dan surah An-Nur ayat 55 menjadikan suasana semakin khidmat.

Ustazah Ratu Erma Rachmayanti menyampaikan dalam sambutannya bahwa sangat penting membahas generasi muda karena mereka adalah kekuatan kita (quwwatunaa). Sebanyak 80% dari umat ini adalah pemuda, mereka detak jantung kita dan harta berharga kita. Syekh Mustofa Al-Ghulayaini menegaskan, “Sesungguhnya pada tangan pemudalah urusan umat dan di kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat.” Sebagai bentuk kepedulian terhadap pemuda, khususnya pemuda muslim, beliau mengingatkan pentingnya menyelamatkan generasi muda, calon pemimpin peradaban yang saat ini terjauhkan dari Islam.

Ustazah Nanik Wijayanti selaku host memperkenalkan empat narasumber yang juga merupakan tokoh nasional, yakni Ibu Dwi Hendriyanti, S.Pd., Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, M.S., Hj. Tingting Rohaeti, dan Apri Hardiyanti S.H.

Penayangan sebuah video yang berisi fakta kondisi generasi mengawali event ini. Ustazah Nanik Wijayanti bertanya kepada para narasumber, “Mengapa kondisi kerusakan generasi saat ini sangat memprihatinkan, bagaimana solusinya?”

Ibu Dwi Hendriyanti, S.Pd. sebagai seorang pendidik menyampaikan, “Proses pendidikan di sekolah belum mampu mewujudkan pemuda muslim yang taat syariat. Ini sangat sulit, atau bisa jadi malah tidak mungkin. Bahkan dapat disimpulkan, fakta kerusakan generasi saat ini karena ada kegagalan pendidikan di sekolah.”

Intelektual muslimah sekaligus pakar administrasi publik, Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, M.S. memaparkan bahwa kegagalan dunia pendidikan, termasuk di perguruan tinggi akibat kebijakan makro atau internasional yang menginfiltrasi. Kapitalisme didesain untuk menciptakan buruh atau tenaga kerja di sektor perusahaan, baik nasional maupun multinasional. Meskipun bergaji tinggi, tetapi tetap statusnya pegawai, jadi tidak patut untuk merasa bangga. Rekomendasi penting adalah adanya kapal besar yang bisa menyelamatkan dunia dan akhirat, yaitu yang memperjuangkan Islam secara kafah.

Sementara mubaligah dan pengasuh pesantren, Ustadzah Hj. Tingting Rohaeti menceritakan bahwa muncul keresahan di kalangan para pemangku pesantren yang ingin mendidik santrinya sebagai generasi terbaik umat yang berada di garda terdepan, generasi taat kepada Allah dan tafaqquh fiddin. Kerusakan santri ini karena upaya musuh Islam melalui beragam kebijakan, pertama melalui UU 18/2019 pemerintah mewajibkan pesantren berasaskan muslim moderat yang berwawasan kebangsaan. Jihad dan Kh1l4f4h tidak boleh diajarkan, dianggap sarang teroris. Akhirnya, tidak berani berdakwah menegakkan kebenaran, malah mendukung kapitalis dan liberalis. Kedua, pemberdayaan ekonomi pesantren melalui One Pesantren One Product (OPOP). Ini mengalihkan orientasi pesantren, tidak memikirkan masa depan santri yang faqih fiddin.

Aktivis muslimah sekaligus Ketua Kornas Kohati periode 2018—2020, Apri Hardiyanti S.H. menilai, sistem saat ini tidak memberikan ruang bagi pemuda untuk melakukan perubahan sistematis. Terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa itu hanya bayangan ideal yang tidak mungkin terealisasi dalam sistem saat ini karena setiap generasi muda yang belajar Islam, yang menunjukkan identitas keislamannya, justru dilabeli radikal dan ekstrem. Narasi sekuler kapitalisme sangat mendominasi serta melarang beragama terlalu ekstrem. Negara melalui instrumen lembaga dan kementeriannya sibuk membentuk duta-duta moderasi dan duta-duta melawan ekstremisme. Pemuda-pemuda saat ini justru bangga menyuarakan “lawan syariat Islam.” Astaghfirullah.

Selain empat narasumber, para tokoh dari berbagai daerah juga menyampaikan kepeduliannya terhadap pemuda. Salah satunya adalah Hj. Syarifah, seorang mubaligah yang telah berusia 81 tahun, tetapi semangatnya masih membara. Beliau mengajak para mubaligah agar tidak berdiam diri, harus berani membela pemuda agar kembali kepada Islam kafah. Suara pembelaan kembali kepada Islam kafah adalah bukti nyata keimanan dan rasa takut kepada Allah atas murka-Nya yang saat ini ditampakkan dengan bencana. Para mubaligah harus terus memperjuangkan Islam kafah. Jangan takut kalau di antara kita ada yang “terbeli” dengan harta dunia, menggadaikan iman hanya untuk mendapat sumbangan. Perjuangan Islam kafah melalui Kh1l4f4h akan terus disampaikan. Semoga Kh1l4f4h tegak, tidak lama lagi.

Di Probolinggo, Ustadzah Aisyah Aminin bersama para tokoh kembali mengingat kisah Sa’ad bin Muadz Radhiyallahu anhu, seorang Sahabat Rasulullah pembesar suku Aus yang memiliki kedudukan agung. Sa’ad masuk Islam sebelum hijrah melalui Ibnu Umair Radhiyallahu anhu. Beliau pernah berkata kepada kaumnya, “Ucapan laki-laki dan perempuan kalian haram bagiku hingga kalian masuk Islam. Masuk Islamlah kalian!” Sa’ad bin Muadz Radhiyallahu anhu menggunakan apa yang dimiliki dalam perjuangan Islam. Singgasana Allah Azza wa Jalla bergoncang karena kematian Sa’ad bin Muadz (HR Al-Bukhari). Masya Allah, semoga kita termasuk salah satu pejuang Islam yang tangguh.

Saat sesi diskusi, Ning Hj. Nur Azizah, M.Pd., pemangku pondok pesantren Nurul Hidayah memaparkan fakta bahwa di pondok pesantren beliau telah dijalankan program OPOP berupa kerupuk ikan janggalak dan konveksi sebagaimana arahan pemerintah. Beliau mengajak semua kalangan melakukan perubahan menuju kebaikan karena kondisi saat ini yang rusak. Kita tidak boleh berdiam diri. Dosen salah satu universitas di Probolinggo, Ibu Trisma; Ustadzah Nabila sebagai pengasuh majelis taklim di Pasuruan bersama semua peserta dalam forum sepakat bahwa sekularisme penyebab rusaknya generasi. Langkah awal yang dapat dilakukan dalam rangka turut berkontribusi mewujudkan perubahan adalah mengkaji Islam sebagai sebuah solusi atas semua persoalan.

Alhamdulillah, event luar biasa ini berjalan lancar dari awal hingga akhir acara. Acara pun ditutup dengan pembacaan doa oleh Ning Nur Azizah dilanjutkan ramah-tamah.[] Meivita

Wallahu a’lam bishshawab.

#GenerasiMudaPimpinPerubahan
#SelamatkanGenerasidenganIslam

Artikulli paraprakNarkoba Kian Menggurita, Mampukah Sistem Kapitalis Memberantasnya?
Artikulli tjetërHukum belum Menegakkan Nilai-nilai Keadilan Seutuhnya
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini