Tuntaskan Zina Transaksional sampai Akarnya

0
218

Suara Pembaca

Interaksi laki-laki dan perempuan di kehidupan umum sangat menyesakkan dada. Pasalnya, pergaulan yang terjadi sangatlah bebas. Hubungan laki-laki dan perempuan tanpa batas agama yang jelas. Kehidupan layaknya suami istri biasa dijalani, tak terkecuali oleh generasi.

Perzinaan di negeri ini begitu subur bak jamur yang diguyur hujan. Mulai kota hingga pelosok, zina bertengger di dalamnya. Lokalisasi ataupun warung remang-remang masih bertebaran tak terkendali. Meski banyak razia terhadap warung-warung, kenyataannya zina transaksional masih ada, bahkan di wilayah yang jauh dari kota metropolitan.

Pada 31 Juli 2022 lalu, tiga warung remang-remang berkedok warung kopi di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo digerebek (4/8). Sayangnya, muara penggerebekan itu hanya pada pembinaan pekerja seks komersial dan diberi sanksi dengan tindak pidana ringan (tipiring).

Meski alasan ekonomi, bagaimanapun zina adalah suatu perbuatan asusila. Bahkan, zina adalah perbuatan haram yang masuk dalam dosa besar. Sanksinya pun tak tanggung-tanggung, yakni rajam untuk pezina yang sudah menikah dan jilid bagi pezina yang belum menikah.

Tindakan pidana ringan tentu saja berpeluang kecil untuk membuat orang jera. Apalagi impitan ekonomi terus mengintai rakyat tanpa ada jaminan kesejahteraan dari negara. Motif ekonomi sering muncul pada PSK. Ditambah, pergaulan yang terus menggugah reaksi seksual terus digelar dan dipertontonkan dalam banyak tayangan. Sekularisme yang diterapkan dalam kehidupan bernegara semakin memperparah pergaulan yang ada.

Zina transaksional bertebaran lantaran ide pemisahan agama dari kehidupan. Dianggapnya, urusan pemenuhan kebutuhan sehari-hari bukan urusan agama. Maka, mencari maisyah (penghidupan) dengan cara apa pun dianggap sah saja, sekalipun zina. Meski tarif murah, zina tetap dilakoni demi pundi-pundi ekonomi. Sungguh miris sekali.

Seharusnya, negara sebagai pemelihara urusan rakyat bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, negara seharusnya mencampakkan sistem sekularisme yang menjadi akar masalah dari zina transaksional dan permasalahan lainnya.

Afiyah Rasyad
(Aktivis Peduli Ummat)

Artikulli paraprakBolehkah Laki-laki dan Perempuan Bersahabat?
Artikulli tjetërBBM Resmi Naik! Jeritan Rakyat Semakin Mencekik
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini