Umat Islam Butuh Khilafah

0
476

Oleh: Pitra Delvina, S.Pd. (Aktivis Dakwah)

Duh, Rohingya!
Sungguh kami tak sanggup menutup mata dan telinga
untuk tidak melihat serta mendengar derita dan jerit tangis pilumu

Duh, Palestina!
Tanah yang diberkahi
Tanah suci kaum Muslim
Sungguh kami tak sanggup menghadang Yahudi Israel
untuk tidak mengotori kesucianmu
Betapa lemahnya kami
Hanya menang secara kuantitas
Tapi secara kualitas bukan apa-apa
***

Jika dipuisikan, mungkin jutaan bahkan miliaran bait tidak akan pernah bisa menggambarkan realitas kaum Muslim hari ini. Realitas yang sungguh menyayat hati, membuncah hingga sampai pada titik nadir jiwa.

Sudah bertahun-tahun, bahkan seabad lamanya penderitaan dan penghinaan terhadap Islam. Kaum Muslim seolah mainan bagi kafir dan anteknya. Muslimin digenosida, dibunuh, dijajah, dan diperlakukan tak ubah sebagai barang rongsokan. Hukum Islam dinistakan layaknya hukum buatan manusia yang penuh cela dan jauh dari sempurna.

Miliaran populasi kaum Muslim dunia beragam profesi. Dari penguasa, tentara, polisi, politisi, ilmuwan, pengusaha, pengacara, hakim dan lain-lain. Tapi, bisakah kehadiran mereka di tengah umat melindungi Islam dan kaum Muslim? Mengapa tidak?

Jika kita berkaca dari kisah perjalanan dakwah Rasulullah SAW dari awal diutus sebagai pembawa risalah-Nya, maka akan kita dapati pelajaran yang sangat berharga.

Pada dakwah periode Mekkah, Rasulullah dan para sahabat berasal dari latar belakang yang beragam. Di sisi Rasulullah baik dengan segala kemuliaan yang melekat pada diri Beliau, ada pamannya, Abu Thalib. Ada istrinya, Khadijah binti Khuwailid. Ada pemuka Quraisy dan orang yang sangat berpengaruh serta disegani di Makkah.

Para sahabat mulia pun di sisi Beliau. Ada Abu Bakar r.a, Umar bin Khattab r.a, Utsman bin Affan r.a, serta yang lainnya. Ada yang berasal dari keluarga bangsawan dan ada yang dari kalangan budak. Ada yang sebagai panutan bagi kaumnya, anak pemuka quraisy, tokoh serta latar belakang lainnya. Semuanya ada.

Berbagai kemuliaan kedudukan Rasulullah dan para sahabat bukan menjamin dakwah Rasulullah berjalan mulus dan diterima dengan mudah oleh kafir Quraisy. Dakwah Rasulullah mendapat pertentangan yang luar biasa. Penganiayaan, pelecehan, penghinaan bahkan propaganda kaum kafir tetap menyertai dakwah Rasulullah SAW di Makkah.

Semua itu terjadi karena kekuatan Rasulullah dan para sahabat di Makkah saat itu tidak didukung oleh kekuasaan. Sehingga, kemenangan dakwah belum berpihak kepada Rasulullah dan para sahabat.

Dari periode dakwah Makkah tersebut kita bisa mengambil pelajaran. Kondisi kaum Muslim hari ini tak ubahnya gambaran kaum Muslim pada periode dakwah di Makkah dahulu. Ketika Islam tidak diterapkan dalam sebuah institusi negara, maka mustahil syariat dan kaum Muslim akan mulia.

Semua realitas buruk yang menimpa Islam dan kaum Muslim saat ini adalah bukti nyata bahwa Islam tanpa kekuasaan, tidak akan pernah menang di hadapan kaum kafir.

Ketika Islam tidak lagi mempunyai kekuasaan, hukum-hukumnya diganti, sunnahnya diubah. Hukum Islam diganti dengan hukum buatan manusia, bahkan hukum peninggalan para penjajah. Ajaran-ajaran Islam, termasuk para pengembannya pun distigmatisasi. Bahkan, dikriminalisasi.

Ironisnya, hal itu dilakukan bukan hanya oleh orang-orang kafir, tetapi juga oleh mereka yang mengaku Muslim. Jihad dan khilafah yang merupakan ajaran Islam, dikriminalisasi serta dianggap sebagai bahaya yang mengancam dan bagian dari konten radikal dalam makna negatif. Begitu pula, hukum jilbab dan pakaian syar’i, jenggot, poligami, waris, penyembelihan syar’i, dan lain-lain, semua diserang, dianggap tak manusiawi dan dituding sebagai bentuk keterbelakangan.

Jadi, untuk menerapkan Islam secara total dan menyeluruh diperlukan kekuasaan. Kekuasaan harus dibangun berlandaskan Islam, sekaligus di-khidmat-kan hanya untuk Islam semata, menerapkan Islam, menjaga Islam dan mengemban Islam ke seluruh manusia. Inilah fakta yang terjadi sepanjang sejarah umat Islam.

Dakwah periode Madinah adalah bukti urgensi kekuasaan umat Islam. Dahulu Rasul SAW menegakkan kekuasaan dengan mendirikan pemerintahan Islam (Daulah Islam) di Madinah. Selama itu kekuasaan selalu diorientasikan untuk menerapkan, menegakkan, memelihara, menjaga dan mengemban Islam serta memelihara urusan umat Islam dan melindungi mereka.

Setelah Rasulullah wafat, kepemimpinan Beliau diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin dengan sistem khilafahnya. Khilafah ini berlanjut pada masa Umayah, ‘Abasiyah dan Utsmaniyah selama lebih dari 13 abad lamanya.

Begitulah posisi dan fungsi kekuasaan yang disyariatkan oleh Islam. Islam memang tidak bisa dilepaskan dari kekuasaan. Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah mengirim surat kepada salah seorang amil-nya. Di dalam surat tersebut, antara lain beliau mengungkapkan:

وَ الدِّيْنُ وَ الْمُلْكُ تَوْأَمَانِ فَلاَ يَسْتَغْنِي أَحَدُهُمَا عَنِ اْلآخَرِ

“Agama dan kekuasaan itu ibarat dua saudara kembar. Tidak cukup salah satunya tanpa didukung oleh yang lain.” (Abdul Hayyi al-Kattani, Tarâtib al-Idâriyah [Nizhâm al-Hukûmah an-Nabawiyyah], 1/395).

Kekuasaan Islam (khilafah) akan menjadi perisai bagi umat Islam. Khilafah akan menjaga kemuliaan kaum Muslim dan melindungi mereka dari marabahaya. Ibnu Hisyam dalam Sirah-nya menceritakan, ketika ada seorang pedagang Muslim yang dibunuh beramai-ramai oleh kaum Yahudi Bani Qainuqa karena membela kehormatan seorang Muslimah yang disingkap pakaiannya oleh pedagang Yahudi, Rasulullah SAW segera mengirim pasukan kaum Muslim untuk memerangi mereka dan mengusir mereka dari Madinah setelah mengepung perkampungan mereka selama 15 malam (Sirah Ibnu Hisyam, 3/9-11).

Pembelaan terhadap kehormatan dan darah kaum Muslim terus dilakukan oleh para penguasa Muslim sepanjang sejarah. Al-Qalqasyandi dalam kitabnya, Ma’atsir al-Inafah fî Ma’âlim al-Khilâfah, menjelaskan sebab penaklukan Kota Amuriyah pada tanggal 17 Ramadhan 223 H. Diceritakan bahwa penguasa Amuriyah, salah seorang raja Romawi, telah menawan wanita mulia keturunan Fathimah ra. Wanita itu disiksa dan dinistakan hingga berteriak dan menjerit meminta pertolongan. Berikutnya, seperti dikisahkan oleh Ibnu Khalikan dalam Wafiyatu al-A’yân, dan Ibnu al-Atsir dalam al-Kâmil fî at-Târîkh, saat berita penawanan wanita mulia itu sampai kepada Khalifah Al-Mu’tashim Billah, ia segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum Muslim menuju Kota Amuriyah hingga berhasil membebaskan wanita mulia itu. Kota Amuriyah itu pun ditaklukkan.

Sungguh fakta sejarah itu sangat berbeda dengan kondisi umat Islam saat ini. Tak sedikit umat Islam yang diusir, disiksa bahkan dibunuh di berbagai tempat. Di Rohingya, Uighur, Suriah, Palestina, beberapa bagian Afrika, dan negeri muslim lainnya. Namun, tidak ada yang membela dan melindungi mereka. Semua itu akibat telah hilangnya kekuasaan, yaitu Khilafah Islam.

Kekuasaan Islam (khilafah) telah menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai perisai yang menjaga dan melindungi umat Islam. Tugas dan kewajiban ini telah ditegaskan oleh Rasul SAW dalam sabda Beliau:

«إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ »

“Sungguh Imam (Khalifah) itu laksana perisai (junnah); orang-orang berperang mengikuti dia dan berlindung kepada dirinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Jelaslah, umat saat ini sangat memerlukan kehadiran kembali kekuasaan Islam (khilafah) yang akan kembali menjaga dan melindungi. Bukan hanya kebutuhan umat, menegakkan khilafah merupakan kewajiban atas seluruh kaum Muslim.

Kewajiban mengangkat imam/khalifah, yakni menegakkan imamah/khilafah, merupakan ijmak sahabat. Ini seperti ditegaskan antara lain oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam ash-Shawâ’iq al-Muhriqah: “Sungguh para Sahabat telah berijmak bahwa mengangkat seorang imam (khalifah) setelah zaman kenabian adalah wajib. Bahkan mereka menjadikan kewajiban ini sebagai kewajiban paling penting (ahammi al-wâjibât).”

Inilah yang diserukan oleh kaum Muslim dalam acara Konferensi Internasional Muslim Lawyers Club. Umat Islam mesti bersatu dengan ikatan akidah Islam. Sebab, ide nasionalisme telah menjerat negeri kaum Muslim di dunia. Umat terhalang untuk menolong saudara-saudara yang ditindas, dizalimi dan diperangi oleh kaum kafir Barat.

Umat Islam membutuhkan junnah, yaitu khilafah yang akan menjadi pelindung dan perisai umat dari musuh dan kezaliman penguasa hari ini. Sudah saatnya semua elemen masyarakat dari kaum Muslim menyadari, betapa pentingnya dakwah kepada penegakan khilafah demi terterapkannya Islam nan mulia.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika dia menyeru kalian pada sesuatu yang memberi kalian kehidupan.” (TQS al-Anfal [8]: 24)

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Artikulli paraprakPajak, Primadona Rezim Kapitalis
Artikulli tjetërRakyat Makin Hilang Kepercayaan pada Penegakan Hukum?
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini