Waspada Klaster Keluarga

0
367

Oleh: Afiyah Rasyad (Aktivis Peduli Ummat)

Linimasanews.com- Sejak awal kehadirannya, virus corona seperti enggan pergi dari muka bumi dan masih aktif menginfeksi siapa saja yang lengah. Rakyat biasa ataupun pejabat, yang tinggal di pinggir sawah ataupun di gedung mewah tak luput dari incaran virus corona. Stay at home yang pernah diberlakukan sudah benar-benar ditinggalkan. Protokol kesehatan tak lagi diindahkan.

Kasus positif yang terus melonjak naik tak membuat masyarakat panik. Pasalnya mereka harus tetap beraktivitas di luar rumah demi memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Sementara saat mereka keluar rumah, protokol kesehatan tak dijalankan.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com bahwa kasus virus corona di Indonesia masih terus menunjukkan peningkatan signifikan dari hari ke hari. Perkembangan terbaru yang menjadi perhatian adalah banyaknya kasus yang muncul dari klaster keluarga (8/9/2020).

Padahal keluarga merupakan institusi terkecil tempat berkumpulnya romantisme kisah suka dan duka. Jika salah satu anggota keluarga positif, maka ancaman kematian bagi anggota keluarga yang lain begitu dekat.

Sejauh ini, sejak awal pandemi mereka tidak bisa berdiam diri di rumah dengan tenang. Selain minimnya sosialisasi dan edukasi, pemenuhan kebutuhan pokok juga dibebankan pada masing-masing keluarga.

Bantuan sosial yang tidak merata dan memang tak menyentuh semua lapisan masyarakat menengah ke bawah, membuat tiap-tiap individu berjibaku di luar rumah untuk sesuap nasi. Bahkan, mereka beraktivitas tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

Hal yang lumrah terjadi dalam sistem yang ada saat ini. Dimana negara tak boleh menanggung beban tiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Negara akan tega dengan kondisi mencekik. Mereka dibiarkan dalam dua kondisi sulit, memenuhi kebutuhan pokok yang semakin susah dan intaian virus corona yang sewaktu-waktu bisa menyerangnya.

Sistem kapitalisme berpatokan pada keuntungan. Hubungan negara dan rakyat layaknya seperti penjual dan pembeli. Sehingga keluarga siapa saja yang menderita bukan persoalan besar di tengah pandemi ini, sekali pun mereka positif covid-19.

Kebijakan-kebijakan yang dijalankan juga kerap berubah tanpa indikator keberhasilan kebijakan sebelumnya. Stay at home, PSBB, hingga new normal menandakan aroma ketidakseriusan dalam memutus rantai penyebaran covid-19.

Tak heran jika kemudian bermunculan klaster keluarga. Mengingat ritme mereka beraktivitas di luar rumah cukup intens. Ditambah mereka tak memperhatikan protokol kesehatan saat di luar rumah.

Berbeda jauh dengan Islam. Islam mewajibkan kholifah hadir sebagai perisai, pemelihara urusan ummat dan pelayannya. Kholifah wajib memenuhi kebutuhan pokok tiap-tiap individu masyarakat, terlebih saat pandemi melanda. Sehingga kepala keluarga tak perlu banyak beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, segala sarana prasarana yang dibutuhkan dinas kesehatan akan dipenuhi dengan segera. Tim medis, Alkes, APD, obat-obatan, tim ahli laborat dan pembiayaannya akan ditanggung negara. Kebutuhan keluarga tim medis juga akan ditanggung negara.

Sementara karantina wilayah akan menjadi pilihan utama. Sebagaimana masyhurnya hadits Baginda Nabi SAW bahwa orang yang berada di dalam wilayah terdampak wabah tak boleh keluara, sebaliknya orang dari luar wilayah terdampak wabah tak boleh masuk. Maka rantai penyebaran wabah terputus hanya di wilayah tersebut, tak akan sampai tersebar ke seluruh penjuru negeri.

Klaster-klaster baru tak akan bermunculan, termasuk klaster keluarga tak akan sampai muncul ke permukaan. Kehadiran khilafah akan totalitas menangani kasus wabah agar institusi terkecil masyarakat, yakni keluarga terselamatkan.

Wallahu a’lam bish showab

Artikulli paraprakTolak Sertifikasi Da’i
Artikulli tjetërWujudkan Junnah atas Solusi Sentimen Agama
Visi : Menjadi media yang berperan utama dalam membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhan mengembalikan kehidupan Islam. Semua isi berupa teks, gambar, dan segala bentuk grafis di situs ini hanya sebagai informasi. Kami berupaya keras menampilkan isi seakurat mungkin, tetapi Linimasanews.com dan semua mitra penyedia isi, termasuk pengelola konsultasi tidak bertanggungjawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan berkaitan penggunaan informasi yang disajikan. Linimasanews.com tidak bertanggungjawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis yang dihasilkan dan disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik “publik” seperti Opini, Suara Pembaca, Ipteng, Reportase dan lainnya. Namun demikian, Linimasanews.com berhak mengatur dan menyunting isi dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menjauhi isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras. Segala isi baik berupa teks, gambar, suara dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Linimasanews.com. Semua hasil karya yang dimuat di Linimasa news.com baik berupa teks, gambar serta segala bentuk grafis adalah menjadi hak cipta Linimasanews.com Misi : * Menampilkan dan menyalurkan informasi terbaru, aktual dan faktual yang bersifat edukatif, Inspiratif, inovatif dan memotivasi. * Mewadahi bakat dan/atau minat sahabat lini masa untuk turut berkontribusi membangun kesadaran umat tentang fakta kebutuhannya mengembalikan kehidupan Islam melalui literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini